uringan. Ia meminta keluar karena merasa ditepikan pelatih Miroslav Janu.
Humas Arema, M. Taufan, ternyata mempersilakan sebab Arema justru mendukung kinerja Janu. Kenapa Ballah marah? Berikut komentarnya pada BOLA di Malang.
”Saya sudah tidak merasakan kebersamaan di tim. Semua gara-gara pelatih. Dulu Joao Carlos korbannya, kini saya yang mengalami.
Sejak awal saya tidak bisa menerima fakta tidak dimasukkan pelatih di skuad Liga Champion Asia. Tapi, saya tutup mulut di putaran pertama.
Saya ikut bawa Arema dapat tiket LCA saat copa, namun Janu lebih memilih pemain yang belum tentu kualitasnya. Tahu sendiri, bagaimana posisi Arema sekarang.
Saya tidak mempermasalahkan jarang jadi starter. Yang penting saya bisa menunjukkan yang terbaik untuk Arema dan Aremania. Terbukti kemarin saya bisa bikin gol. Namun, sikap Janu, yang like and dislike, membuat kami seperti dipecah-belah.
Saya dengar saya telah dinilai indisipliner saat latihan (menurut manajemen Arema mangkir sekitar delapan hari). Itu bohong besar. Saya sudah izin Taufan, ini bisa dicek. Saya pulang ke Tangerang karena rumah dan keluarga saya terkena banjir.
Saya sudah menginginkan untuk keluar. Saya sudah tidak tahan dengan sikap pelatih. Untuk apa dia pertahankan saya jika dia tidak suka dengan saya?
Kalau ada yang membuat saya sedih untuk meninggalkan Malang, itu adalah Aremania. Tapi, saya sudah buktikan dan Aremania sudah tahu totalitas saya. Saya sudah bawa Arema juara copa dan berikan mereka gol. Janu? Ia belum memberikan apa-apa. Biar Aremania menilai sendiri.
Soal klub baru, banyak yang sudah menghubungi, namun semua tergantung nanti setelah ada pembicaraan serius. Saya akan main di klub mana saja yang berminat.
(Penulis: Indra Ita)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Jumat 4 Mei 2007, BOLA Edisi No. 1.720 |
Komentar