Garuda Kukar Bandung kalah 59-81 atas Hangtuah Sumsel, Sabtu (28/2) di kompetisi reguler IndiHome NBL Indonesia 2014-15 di Sritex Arena, Solo. Sayangnya, pertandingan berakhir tidak enak karena ada bad call dari wasit pada dua menit terakhir.
Dalam kondisi mengejar ketinggalan, sebuah tembakan Garuda masuk namun dianulir. Seorang pemain Hangtuah terjatuh dan wasit meniup pertandingan dihentikan padahal bola ada di tangan Garuda.
"Itu kesalahan fundamental. Bola hidup dan sedang kami kuasai, eh kok pertandingan dihentikan. Itu membuat momentum mengejar kami menjadi berantakan," ucap Aria Jabbar Amirmachmud, manajer umum (GM) Garuda Kukar, saat dihubungi BOLA usai pertandingan.
Pelatih Tjetjep Firmansyah coba ditenangkan oleh GM Aria Jabbar. (Eko Widodo/BOLA)
Bad call itu membuat head coach Tjetjep Firmansyah marah besar. Tjetjep pun diberi dua technical foul atas protes kerasnya. Tjetjep keluar dari lapangan dan kembali melakukan protes usai laga berakhir.
"Saya sadar bahwa mendapatkan dua technical foul harus keluar lapangan. Saya keluar lapangan dan masuk lagi setelah pertandingan berakhir," kata Tjetjep saat dihubungi BOLA.
"Dalam pandangan saya, saya bisa memahami mengapa coach Tjetjep begitu marah. Saya merasakan getaran kemarahan itu sebab ikut menenangkan saat membawa dia keluar arena. Tjetjep wajar marah sebab call wasit itu memang salah. Tadi saya melihat ada tiga kali sign technical, dua untuk Tjetjep. Saya heran sebab justru Tjetjep masih bisa di lapangan," ungkap Tjetjep, manajer umum M88 Aspac.
Editor | : | Eko Widodo |
Sumber | : | - |
Komentar