Memasuki masa jeda putaran kedua dan libur kompetisi selama tiga bulan, klub peserta LI 2007 tak langsung menganggur. Turnamen besar Copa Indonesia 2007 langsung menyongsong sejak 9 Mei.
Namun, pada tanggal tersebut klub divisi utama belum bertanding. Sebaliknya, klub divisi satu dan dua pun harus bentrok dalam laga prakualifikasi. Sebanyak 40 klub divisi satu rencananya akan dipertandingkan dengan 16 klub divisi dua dengan sistem gugur lewat satu partai saja.
Pemilihan klub divisi dua pun cukup unik mengingat kompetisi level tersebut baru akan berlangsung 29 April. “Kami memilih langsung tim-tim tuan rumah di kompetisi divisi dua untuk mengikuti turnamen itu,” ujar Joko Driyono.
Manajer kompetisi BLI ini beranggapan 16 klub tersebut dinilai layak tampil, paling tidak lantaran kesiapan stadion yang mereka miliki.
Kesannya sedikit memaksakan dan mungkin akan terasa tak adil bagi klub divisi dua lainnya yang berminat dan mempunyai kans turun di ajang tersebut lantaran bukan tuan rumah di kompetisi reguler.
Undian pertandingan baru akan dilangsungkan pada 3 Mei. Namun, BLI berharap klub divisi dua tak berhadapan langsung dengan rekannya sesama divisi.
Dari babak ini, akan diperoleh 28 klub yang selanjutnya akan bertarung dengan 36 klub divisi utama pada babak 64 besar yang berlangsung kandang-tandang. “Tidak ada unggulan pada babak ini,” terang Joko. BLI akan menetapkan zona atau klasifikasi untuk drawing pertandingan pada babak tersebut. Hal ini guna mengatasi jarak tempuh satu klub jika mereka bermain home and away. Baru di babak 16 besar sistem zona dalam menentukan pertandingan ini dihilangkan.
Soal pemain asing, pada babak prakualifikasi, 64 besar, hingga 16 besar, klub hanya boleh menurunkan tiga pemain asing saja. Selanjutnya pada babak 8 besar hingga final lima pemain asing boleh turun.
Ekshibisi Delta
Pembukaan Copa Indonesia ini akan ditandai partai ekshibisi antara juara Copa Indonesia 2006 Arema melawan juara LI 2006, Persik, di Stadion Delta, Sidoarjo. “Tak ada perebutan Copa apa pun di partai ini. Cuma ada match fee bagi kedua klub,” ungkap Joko.
Jika musim lalu total Rp 100 juta dengan komposisi 60 untuk pemenang dan 40 untuk tim kalah, maka tahun ini rencananya akan naik menjadi Rp 100 juta untuk pemenang dan Rp 75 juta untuk tim kalah. BLI pun sudah menunjuk Lativi sebagai tv partner turnamen ini. Lativi setuju untuk membayar Rp 2 miliar untuk dua musim Copa Indonesia.
Sementara itu Persik kini menargetkan diri untuk serius melakoni Copa Indonesia. “Tahun ini kami ingin juara Copa. Dua kali kami pernah merasakan atmosfer juara LI, tentu gelar kampiun Copa pun tak akan kalah keren,” tutur Iwan Budianto, manajer Persik.
Iwan mengaku pencapaian ke tangga juara memang tak mudah. Namun, seiring pentas LCA, pasukannya bisa lebih fokus di ajang regional, termasuk Copa nanti. “Di Copa kami bisa merotasi pemain tergantung lawan yang kami hadapi. Kami sedang mencari pengganti Cheikh Ba agar kuota tiga pemain asing di Copa tak membuat kami selalu khawatir di lini belakang,” ucapnya.
(Penulis: Ary Julianto/Gatot Susetyo)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Selasa 1 Mei 2007, BOLA Edisi No. 1.719 |
Komentar