Kolapsnya Parma karena krisis keuangan mengundang banyak pihak angkat bicara, tak terkecuali dari internal Gialloblu sendiri.
GM Parma, Alessandro Melli, dalam interviu dengan BBC mengungkapkan situasi di Parma saat ini seperti kapal Titanic yang karam.
"Situasinya sangat dramatis, setiap hari selalu ada kabar buruk. Setiap hari selalu ada bagian Parma yang menghilang. Situasi semacam ini saya pikir mungkin seperti Titanic," ujar Melli.
Eks striker yang ikut membawa Parma jadi juara Piala Winners pada 1993 itu menambahkan ada pihak-pihak yang mempercayai mereka bepergian di kelas satu dan di sisi lain ada orang yang harus bekerja keras, bekerja kotor tanpa dibayar.
"Jadi, saya pikir kondisi ini sama seperti tragedi yang terkenal itu. Seperti yang digambarkan dalam filmnya, sebuah gunung es, cepat atau lambat akan menerjang kami," imbuhnya.
"Permasalahan yang kami miliki dengan lisensi UEFA tahun lalu, yang membuat kami tersingkir dari Liga Europa, adalah gunung es itu. Awal dari jatuhnya Parma," lanjut Melli.
Pada waktu itu juara Piala Winners 1995 dan 1999 itu tak bisa tampil di kompetisi di bawah UEFA karena tak memenuhi persyaratan lantaran tunggakan gaji. Hingga saat ini para pemain serta staf masih belum menerima hak-hak mereka.
Melli, yang mengantongi lebih dari 200 caps di kompetisi domestik bersama Gialloblu, mengungkapkan timnya akan terus berjuang di Serie A musim ini.
"Saya mengkoordinasi usaha mendapatkan bus untuk membawa pemain ke Genoa dengan bantuan perusahaan yang biasanya memang menyediakan bus untuk kami. Perusahaan itu membebaskan ongkos sewa. Awalnya, Genoa menawarkan kami untuk membayari kami akomodasi, dan saya berterima kasih untuk itu," ujarnya.
"Tetapi, kemudian para pemain berujar ingin membayar hotel dari kantong mereka sendiri karena hal ini berkaitan dengan harga diri. Bagaimana pun juga, pada akhirnya kami memperoleh sponsor yang akan membantu kami dari sisi finansial untuk laga tandang," imbuh Melli.
Editor | : | Aning Jati |
Sumber | : | - |
Komentar