Setelah LSI tertunda hingga ke 4 April, PT Liga Indonesia sebagai operator kompetisi mulai disibukkan dengan jadwal baru. Jadwal satu putaran yang sudah dipublis sebelum ternyata sudah tak bisa digunakan lagi. Pergesaran waktu hingga satu bulan lebih ternyata berpengaruh besar," kata Joko Driyono, Sekjen PSSI.
Selain mempertimbangkan penggunaan stadion oleh klub, hal lain yang tak kalah penting adalah koordinasi dengan sponsor dan televisi. Agar perubahan jadwal bisa berjalan mulus, Jokdri menargetkan jadwal baru akan dirilis sesuai waktu ideal.
"Setelah satu pekan menyelesaikan jadwal, kami akan bertemu dengan teman-teman klub. Target kami satu bulan sebelum kick off bisa diketahui sehingga durasi untuk adaptasi bisa ideal," ujarnya.
Meski tertunda cukup lama, PT LI tetap berharap akhir LSI bisa selesai pada November, sesuai jadwal semula.
"Kami melihat masih bisa dikejar. Mungkin minggu kedua atau ketiga November," ucap Jokdri.
PT LI menyadari bahwa sebagian kontrak pemain berakhir pada November. Jika kompetisi selesai hingga Desember, maka klub akan menanggung beban. Maka Joko tak mau jika LSI finis melewati November.
"Bila itu terjadi maka akan jadi repot semua. Maka kami terus berharap agar bisa selesai November. Di samping itu kami akan merevisi kontrak pemain untuk menjaga-jaga agar tidak ada pihak yang dirugikan," ujar Direktur Teknikl Semen Padang, Asdian.
"Selain itu, kenapa harus November?, berkaitan dengan pendaftaran klub ke kompetisi level Asia, seperti Champions Asia dan Piala AFC," tutur pria asal Ngawi itu.
Dari kacamata PSSI, bisa dikatakan dalam periode Desember diharamkan untuk kompetisi profesional. "Kami berencana bahwa kompetisi amatir seperti Piala Soeratin, Piala Nusantara, dan Piala Sepak Bola Wanita bisa berlangsung pada Desember," ucap Jokdri selaku Sekjen PSSI.
Editor | : | Kukuh Wahyudi |
Sumber | : | kukuh Wahyudi/Harian Bola |
Komentar