Presiden FIFA, Sepp Blatter, mendesak Iran untuk menghentikan kebijakan pelarangan wanita berada di stadion sepak bola. Blatter mengungkapkan kebijakan itu sebagai sebuah sikap yang tak lagi bisa dipertahankan.
"Ketika mengunjungi Iran pada 2013, saya tidak hanya dihadapkan dengan antusiasme besar di sepak bola namun juga hukum yang melarang wanita menghadiri pertandingan sepak bola," kata Blatter seperti dikutip di FIFA.
"Saya mengangkat topik ini dalam pertemuan dengan Presiden Iran, Hassan Rouhani, dan sampai pada kesan bahwa situasi tak tertahankan ini semestinya bisa berubah dalam waktu tak lama," imbuhnya.
"Akan tetapi, tak ada yang berubah. Larangan mengunjungi stadion buat kaum wanita masih diterapkan di Iran meski ada organisasi sepak bola wanita di sana," ujarnya.
Pada Piala Asia 2015 di Australia, ratusan fan wanita Iran turut hadir di stadion untuk mendukung tim kesayangan bermain. Mereka hadir dengan gaya busana ala barat. Kehadiran fan wanita itu jadi pemberitaan besar di media-media lokal Iran yang membuat Federasi Sepak Bola Iran (IRIFF) bereaksi dengan memberikan peringatan kepada para pemain.
IRIFF mengingatkan pemainnya untuk waspada kala mengambil serta mengunggah foto dengan fan wanita di jejaring sosial.
Di sisi lain, Iran bersaing dengan Uni Emirat Arab (UEA) untuk jadi tuan rumah Piala Asia 2019. Namun, pelarangan keberadaan wanita di stadion dianggap bakal jadi penjegal Iran mewujudkan ambisinya menggelar Piala Asia 2019.
Editor | : | Aning Jati |
Sumber | : | - |
Komentar