Keputusan Menpora Imam Nahrawi untuk menunda penyelenggaraan Liga Super Indonesia 2015 berdampak luas. Selain dirasakan oleh PT Liga Indonesia sebagai pengelola liga dan 18 klub peserta, penundaan kompetisi ternyata berimbas pada penyesalan pelaku LSI.
Rony Azani, pelatih fisik Persela, menjadi salah satu yang merasa dirugikan. Pasalnya, karena rencana awal LSI berlangsung pada 20 Februari, Rony rela tak mengikuti kursus pelatihan C AFC yang berlangsung di Bojongsari, Depok, 16-28 Februari.
Padahal, sudah ada undangan dari PSSI, khususnya Departemen Football Development kepada manajemen Persela. Walhasil, mantan pelatih fisik timnas U-21 dan Sriwijaya U-21 itu harus mengatur ulang jadwal mengikuti kursus lagi. Sebab, dipastikan LSI 2015 akan berlangsung padat karena tertunda.
"Sebenarnya saya mau ikut kursus itu. Tapi, bentrok dengan jadwal Persela kontra Persiram (21/2) dan Bali United Pusam (25/2). Namun, ternyata LSI diundur," katanya.
"Saya merasa rugi atas penundaan ini. Seharusnya lebih baik ikut kursus saja. Pasti akan susah lagi dapat izin dari klub kalau LSI bisa berjalan. Memang pada awalnya kondisi dilematis, mau ikut kursus atau mendampingi tim," ucap Rony.
Editor | : | Kukuh Wahyudi |
Sumber | : | kukuh Wahyudi/Harian Bola |
Komentar