klub Liga Super Indonesia mengambil sikap tegas terhadap tuntutan BOPI dan Menpora. Mereka menganggap keputusan Menpora dan BOPI tersebut sangat merugikan klub.
Sebelumnya BOPI memberikan 16 persyaratan yang harus dipenuhi oleh klub LSI agar kompetisi mendapatkan rekomendasi. Hal itu ditindaklanjuti keputusan Menpora yang memundurkan jadwal LSI selama dua minggu.
Klub kini merasa nasibnya menjadi terkatung-katung dengan keputusan Menpora ini. Sebab tidak ada kepastian di balik keputusan Menpora tersebut. Apalagi persyaratan yang lumayan berat sudah disodorkan oleh BOPI.
“Kami berada dalam kondisi dan situasi yang tidak pasti. Sementara dana yang dikeluarkan klub tidak berhenti,” ujar Asisten manajer Persebaya Harry Ruswanto.
Tidak banyak upaya maupun langkah yang bisa diambil dalam situasi menggantung seperti saat ini. Klub berada dalam situasi sulit karena menjadi serba salah.
“Bukannya klub tidak mau berusaha memenuhi tuntutan sebagai klub profesional. Sejauh ini kami juga sedang melakukan upaya untuk menyelesaikan kewajiban kami sebagai klub profesional. Tapi untuk menjadi seperti yang diminta BOPI dan Menpora butuh proses dan waktu yang tidak sebentar,” keluh pria yang akrab disapa Gendhar ini.
Baginya, jika dipaksakan untuk memenuhi tuntutan itu dalam waktu singkat sangat mustahil. Banyak persyaratan yang sulit dipenuhi klub dalam waktu dekat ini. Kalau BOPI dan Menpora tidak memberikan toleransi, Gendhar yakin tidak ada satu pun klub yang lolos verifikasi. “Semuanya harus dilakukan secara bertahap, jangan bertangan besi. Toh mereka tidak punya wewenang,” ujar Gendhar.
Editor | : | Ary Julianto |
Sumber | : | Fahrizal Arnas /BOLA |
Komentar