Feyenoord sukses menjadi kampiun Piala UEFA (sekarang Liga Europa) pada 2002. Namun, pencapaian klub asal Rotterdam itu semakin menurun dari musim ke musim.
Tahun ini, Feyenoord punya harapan besar untuk mencapai hasil lebih baik di Eropa. Tim besutan Fred Rutten itu maju ke fase gugur sebagai juara Grup G, mengalahkan Sevilla, Rijeka, dan Standard Liege.
Namun, upaya Feyenoord untuk mewujudkan target ambisus musim ini dipastikan tidak akan mudah. Pasalnya, Khalid Boulahrouz dkk. akan langsung berjumpa lawan berat dari Italia, yaitu AS Roma.
Jika menengok sejarah, Feyenoord pernah 10 kali berjumpa klub Italia baik di Liga Champion maupun di Liga Europa. Hasilnya lumayan, empat kemenangan sukses diraih, tiga laga lainnya berakhir kalah dan tiga kali imbang.
Hanya saja, catatan Feyenoord kala berlaga di Negeri Pizza kurang baik. Mereka menelan tiga kekalahan dan hanya memetik dua kemenangan.
Tiga kekalahan Feyenoord didapat dari Juventus pada Liga Champion 2002 dan 1997. Satu kekalahan lain didapat dari AC Milan pada Piala Champion 1969.
Selain hubungan manajemen yang kurang harmonis, Feyenoord juga tengah diterpa badai cedera. Sejauh ini, kondisi Elvis Manu, Sven Van Beek, dan Khalid Boulahrouz masih diragukan tampil karena belum pulih 100 persen.
"Saya harap semua pemain bisa segera fit agar kami bisa memetik hasil maksimal. Untuk pertandingan menghdapi AS Roma, Luke Wilkshire siap tampil," tutur Gutten.
Editor | : | Tulus Muliawan |
Sumber | : | Voetball International |
Komentar