Hubungan bilateral Indonesia dengan Brasil sedang tidak harmonis. Presiden Brasil Dilma Rousseff menolak surat kepercayaan Duta Besar Indonesia atau credential. Hal ini terjadi di tengah pertentangan eksekusi seorang warga Brasil di Indonesia dan rencana hukuman mati warga kedua dalam waktu dekat.
Seperti diketahui, hubungan yang selama ini terjalin apik terganggu dengan aksi protes yang dilakukan pemerintah Brasil kepada pemerintahan Joko Widodo pasca eksekusi mati warga negara Brasil, Marco Archer Cardoso, terpidana kasus narkoba pada 18 Januari. Satu lagi terpidana warga Brasil, Rodrigo Gularte, masih menunggu jadwal eksekusi.
Kondisi itu membuat warga Brasil yang tinggal di Indonesia jadi tidak tenang, begitu juga sebaliknya.
Bek Arema Cronus yang berasal dari Brasil, Fabiano Beltrame, turut mencermati kondisi ini. Fabiano sangat berharap masalah itu segera selesai. "Sebelumnya, hubungan antara Indonesia dengan Brasil sangat bagus," kata pemain berusia 32 tahun itu.
Sejak awal, Fabiano mengikuti perkembangan hukuman mati warga Brasil di Indonesia. Namun, dia tidak bisa ikut campur karena setiap negara punya hukum dan budaya berbeda.
"Setiap orang pasti bisa salah dan ada konsekuensi untuk kesalahan itu. Di Indonesia ada hukuman mati. Tetapi, di Brasil, tidak ada. Orang Indonesia juga ada yang ditangkap polisi Brasil karena membawa Narkoba. Namun, dihukum enam tahun. Saat 2018 dia sudah bebas," ungkapnya.
Hanya, Fabiano tidak bisa memprotes pemerintahan Indonesia karena dia menyadari setiap negara punya aturan dan kedaulatannya masing-masing.
Editor | : | Iwan Setiawan |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar