Juli ke November-Desember.
Namun, dalam sesi konferensi pers FIFA yang dilakukan di Doha, Qatar, Rabu (25/2), FIFA menegaskan tak akan memberikan kompensasi atau ganti rugi yang diajukan klub ataupun pengelola liga bila ada imbas dari keputusan itu.
Klub dan pengelola liga dinilai masih memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya sehingga keikutsertaan di Piala Dunia 2022 bisa berjalan lancar.
"Ada tujuh tahun untuk mengatur ulang semuanya," kata Jerome Valcke, Sekjen FIFA.
Dalam kesempatan sama seperti dikutip di BBC, Valcke juga menjelaskan adanya kemungkinan final Piala Dunia 2022 digelar pada 23 Desember atau dua hari sebelum Hari Raya Natal. Liga Premier Inggris menentang hal itu karena berpotensi mengacaukan tradisi boxing day sementara Valcke mengklaim UEFA serta konfederasi lain setuju dengan kemungkinan itu, meski ada pula kemungkinan final digelar 18 Desember.
Valcke juga mengkonfrmasi Piala Dunia 2022 akan berlangsung empat hari lebih singkat dari biasanya, dari 32 jadi 28 hari, serta penyelenggaraan Piala Afrika 2023 digeser dari Januari ke Juli.
Valcke mengungkapkan keputusan FIFA yang akan diratifikasi pada pertemuan Komeks FIFA di Zurich, bulan depan itu, memang tak sempurna.
"Jadi, mengapa bicara soal kompensasi? Hal ini sudah terjadi dan kami tak menghancurkan sepak bola. Mengapa kami juga harus minta maaf ke klub? Kami sudah punya kesepakatan dengan klub bahwa mereka juga menerima keuntungan. Piala Dunia pada 2010 untung 40 juta dolar AS dan 70 juta dolar AS pada 2014. Kami membawa semuanya menikmati sisi olah raga juga keuntungan secara materi dari Piala Dunia," ujarnya.
Editor | : | Aning Jati |
Sumber | : | - |
Komentar