Perjuangan tak mudah dilalui Persipura sebelum akhirnya mencapai partai final LSI 2015 melawan Persib, Jumat (7/11).
Konsentrasi Persipura di LSI sejak awal musim terpecah dengan keikutsertaan di Piala AFC 2014. Akibatnya, performa di kompetisi domestik jadi kurang meyakinkan, yang dibuktikan dengan kerapnya Boaz Solossa dkk. meraih hasil imbang.
Belum lagi jelang penghujung babak 8 besar kondisi internal sempat bergolak dengan mundurnya Jacksen F. Tiago sebagai pelatih kepala.
Namun, Persipura membuktikan ketangguhan dan kemapanan sebagai juara bertahan serta tim papan atas di negeri ini.
Tim Mutiara Hitam berhasil keluar jadi juara Grup K di fase 8 besar dan menaklukkan PBR 2-0 di semifinal.
Meski begitu, seperti tim lain, Persipura juga memiliki sisi kekurangan. Berikut kelemahan itu:
- Pemain sering sulit menahan emosi yang akhirnya kerap berbuah kartu kuning, kartu merah, bahkan sanksi larangan bertanding
- Baru kehilangan pelatih kepala dan dampaknya masih terasa
- Tim pelatih sering menghadapi dilema memilih tiga dari empat pemain asing
- Tidak memiliki pelapis sepadan di posisi kiper selevel dengan Yoo Jae-hoon
- Punya siklus juara selang-seling dan tahun ini masuk pada siklus tidak juara.
Editor | : | Aning Jati |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar