Pengalaman menarik pernah ditemui oleh Taufik Jursal Effendi, Ketua ASSBI saat menanyakan tentang rapor dan ijazah pemainnya. Ia tak menyangka jika para pemain ternyata polos mengakui jika mereka juga terlibat dalam kasus pencurian umur itu sendiri.
"Beberapa pemain malah balik bertanya, mau rapor atau ijazah yang mana? Nah, dari situ saya tahu kalau orang tua dan keluarga memiliki andil besar dalam kasus itu," kata Presiden Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia itu.
Saat mengurus SSB pun Taufik makin tahu jika kecurangan itu dilakukan bersama-sama antara orang tua dan pelatih. “Dulu kerap saya temui orang tua malah meminta umur anaknya diturunkan hingga tiga tahun agar bisa ikut turnamen bergengsi. Mereka berharap anaknya yang lebih besar pasti bisa bersaing dan lebih menonjol di antara pemain yang lebih junior,” ujar Taufik.
Taufik bahkan menyebut salah satu mantan pemain timnas SAD ada yang mencuri umur hingga tiga tahun. Ia mengetahui hal itu karena si pemain ialah rekan dari anaknya di sekolah. Namun, Taufik juga mengakui jika kini kasus itu sudah mulai menurun.
"Beberapa pemain malah balik bertanya, mau rapor atau ijazah yang mana? Nah, dari situ saya tahu kalau orang tua dan keluarga memiliki andil besar dalam kasus itu," kata Presiden Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia itu.
Saat mengurus SSB pun Taufik makin tahu jika kecurangan itu dilakukan bersama-sama antara orang tua dan pelatih. “Dulu kerap saya temui orang tua malah meminta umur anaknya diturunkan hingga tiga tahun agar bisa ikut turnamen bergengsi. Mereka berharap anaknya yang lebih besar pasti bisa bersaing dan lebih menonjol di antara pemain yang lebih junior,” ujar Taufik.
Taufik bahkan menyebut salah satu mantan pemain timnas SAD ada yang mencuri umur hingga tiga tahun. Ia mengetahui hal itu karena si pemain ialah rekan dari anaknya di sekolah. Namun, Taufik juga mengakui jika kini kasus itu sudah mulai menurun.
Editor | : | Ary Julianto |
Sumber | : | BOLA |
Komentar