Era profesional telah memaksa masuk ke sepak bola nasional sejak lahir Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2011. Klub tak boleh lagi menggunakan Rp1 pun yang bersumber langsung dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mulai awal 2012. Walhasil, klub dituntut untuk mencari sumber pendanaan lain dari sponsor.
Kini sudah memasuki tahun keempat sejak peraturan itu digulirkan. Beberapa klub terlihat leluasa dalam menjalani proses tersebut, tetapi tak sedikit juga yang masih meraba-meraba untuk tetap bertahan.
Persib menjadi contok klub yang sukses menggaet banyak sponsor. Menyongsong LSI 2015, Maung Bandung sudah resmi mengikat kerja sama dengan 15 sponsor.
Tak mau kalah dengan tiga kontestan itu, manajemen PSM terus bekerja mencari sponsor. Tim berjulukan Juku Eja itu memastikan Semen Bosowa kembali jadi sponsor utama Juku Eja di ISL 2015. "Soal nilainya rahasia. Yang pasti jauh lebih besar dari musim lalu," ujar Sumirlan, Direktur Teknik PSM.
Musim lalu, Semen Bosowa jadi sponsor utama Juku Eja dengan nilai kontrak Rp5 M. "Nilainya naik dengan alasan jumlah pertandingan lebih banyak dan Insya Allah PSM bisa bermain di Makassar," ucap Sumirlan yang juga menjabat sebagai Direktur Pemasaran Semen Bosowa.
Sumirlan menambahkan pihaknya juga menggandeng sejumlah pengusaha rekanan Semen Bosowa untuk membantu pendanaan PSM musim depan. "Tim marketing kami tengah mendekati perusahaan besar di Sulsel dan produsen makanan nasional. Semoga sebelum kompetisi dimulai proses negosiasinya lancar," papar Sumirlan.
Sementara itu, Persija memilih jalan berbeda. Manajemen membiarkan Pemprov DKI Jakarta membeli saham Persija sebesar 20 persen. Namun, pembelian saham itu masih dalam proses. Pemprov mengambil alih saham melalui BUMD Jakarta Propertindo.
Editor | : | Kukuh Wahyudi |
Sumber | : | kukuh Wahyudi/Harian Bola |
Komentar