Berbagai sanksi yang diterima Persis Solo terutama sejak babak 16 besar hingga 8 besar Divisi Utama 2014 dianggap sebagai sebuah upaya penggembosan terhadap Persis yang ingin promosi ke LSI.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum Persis, FX. Hadi Rudyatmo.
Terkait sanksi enam bulan larangan melakukan aktivitas sepak bola di Solo, Hadi Rudyatmo yang akrab disapa Rudy, menyebut sanksi itu tidak tepat. Sanksi harus dicabut karena permasalahan bukan pada tim atau pemain, tetapi berasal dari PSSI.
"Semua karena wasit yang dari PSSI. Apalagi, insiden itu karena penonton masuk lapangan, bukan karena pemain. Pertandingan melawan Martapura FC juga belum selesai. Masih ada waktu tiga menit dan itu sangat berarti bagi Persis,” kata Rudy.
Selanjutnya, Persis juga tidak akan sepakat bila Komdis PSSI menganggap ketidakhadiran di laga kontra Borneo FC (26/10) sebagai aksi WO.
"Bagaimana akan bertanding kalau saat uji lapangan saja pemain dilempari batu. Pemain jadi takut bertanding. Mereka yang bertindak anarkistis tidak dapat sanksi. Persis seperti digembosi agar tidak bisa ke LSI," ujar Rudy.
Rentetan sanksi untuk Persis termasuk sanksi untuk pemain setelah dinyatakan melakukan provokasi terhadap wasit di laga putaran pertama babak 8 besar melawan Martapura FC. Kelompok suporter Persis, Pasoepati, juga terkena sanksi larangan mendampingi tim di partai tandang selama enam bulan.
Terakhir sanksi enam bulan untuk Solo yang dilarang melakukan aktivitas sepak bola yang sifatnya di bawah naungan PSSI.
Editor | : | |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar