1990an hingga kini tak ada lagi rumusan tentang program latihan berskala nasional yang dibuat oleh PSSI dan bisa diterapkan secara serempak.
PSSI selama ini hanya membuat program kursus kepelatihan yang diharapkan membuat semua pelatih memiliki gaya melatih yang sama. Namun, hal itu rupanya sulit diterapkan di lapangan karena berbagai kendala yang ada dalam penerapannya.
Kesempatan PSSI untuk bekerja sama dengan pemerintah untuk bahu membahu membuat program pembinaan atau kurikulum sepak bola yang bisa diterapkan di SSB sebenarnya terbuka. Misalnya lewat program Liga Pendidikan Indonesia yang sudah menjadi Nota kesepahaman antara tiga pihak, PSSI, Kemenpora, dan Kemdiknas.
“Sayang program LPI itu sekarang sudah tidak jelas lagi setelah pemerintah atau kabinet berganti. Padahal lewat sumber daya yang dimiliki tiga pihak tersebut jika terjadi sinergi dampaknya akan luar biasa,” kata Muhammad Arifin, anggota Komite Pembinaan usia Muda PSSI.
Hasilnya, kini pemerintah dan PSSI seperti saling menyalahkan saat timnas tak memiliki prestasi. Terbentuknya Tim Sembilan Menpora dan Tim 12 Sinergis adalah upaya masing-masing pihak untuk saling menunjuk siapa yang salah dalam pembangunan sepak bola nasional.
“Jujur, sampai saat ini belum ada itu panduan tentang program latihan di SSB yang seragam. Setiap SSB di berbagai daerah memiliki program dan caranya sendiri dalam melatih siswanya,” ujar Arifin.
Editor | : | Ary Julianto |
Sumber | : | BOLA |
Komentar