Pantaskah menyebut tim yang masih berada di pos teratas klasemen tengah berada dalam krisis? Pantas kalau tim itu Real Madrid.
Skuat asuhan Carlo Ancelotti itu masih bisa berada di puncak tabel lebih karena performa hebat di 2014. Memasuki 2015, penampilan Madrid bak terjun bebas.
Sepanjang 2014, Madrid menjalani salah satu era terbaik sepanjang sejarah. Dimulai dari titel Piala Super Eropa, Piala Dunia Klub, hingga mencapai 22 kemenangan beruntun.
Sejak awal musim sampai Desember, Madrid meraih 24 kemenangan, satu kali seri dan tiga kali kalah. Cristiano Ronaldo dkk. bisa mencetak 94 gol alias rata-rata 3,25 gol per partai. Mereka juga cuma kebobolan rataan 0,68 gol per duel.
Pada periode itu Madrid bisa mengambil 39 poin di La Liga. Mereka hanya kehilangan poin saat kalah mengejutkan 2-4 dari Real Sociedad (31/8) dan 1-2 dari Atletico (13/9).
Mereka juga tampil brilian di Liga Champion, melewati periode terbaik meraih enam kemenangan di fase grup. Los Blancos juga menyingkirkan Cornella secara mudah di 32 besar Copa del Rey.
Memasuki 2015, situasi itu berubah drastis. Seluruh aspek memburuk dari sembilan laga resmi mereka! Ketajaman menurun drastis, dari rata-rata bisa 3,25 gol per partai di 2014 menjadi hanya 1,88 gol di 2015.
Pertahanan juga semakin kendor. Dari rataan cuma 0,68 kebobolan per laga meningkat dua kali lipat menjadi 1,44 gol per partai di 2015. Puncak krisis terpatenkan usai kekalahan memalukan 0-4 dari Atletico di derbi Madrid pada akhir pekan lalu.
Editor | : | Rizki Indra Sofa |
Sumber | : | AS |
Komentar