Jawa Tengah (Jateng) menyetor paling banyak kontestan di Divisi Utama 2015. Bagaimana tidak bila ada 11 klub yang bertarung di kasta kedua ini.
Mulai tim yang terdegradasi dari Liga Super Indonesia (LSI), Persijap, sampai tim promosi dari Divisi Satu seperti, Persibas Banyumas dan Persibat Batang. Selain itu masih ada kontestan lalu semacam Persis Solo, Persipur Purwodadi, PSIR Rembang, PPSM Magelang, PSIS Semarang, Persip Pekalongan, Persibangga Purbalingga, dan PSCS Cilacap.
Akan tetapi, bak pedang bermata dua, keberadaan banyak klub asal Jateng justru jadi ancaman bagi eksistensi mereka di musim depan. Pasalnya, potensi ke-11 klub berada di grup yang sama, cukup besar. Bila berada dalam satu atau dua grup, mereka harus saling jegal agar terhindar dari degradasi.
"Hal itu yang harus diwaspadai. Musim 2015, lima tim dalam satu grup akan terdegradasi. Bisa jadi ancaman atau resistensi bagi Jateng karena bisa kehilangan banyak klub bila mereka berada dalam satu grup," ungkap Johar Lin Eng, Ketua Umum Asprov PSSI Jateng.
Menurut Johar, berada dalam satu grup, klub-klub Jateng memang bisa berhemat. Jarak antarkota yang tidak terlalu jauh memungkinkan klub melakukan efisiensi biaya.
“Tapi risiko banyak klub Jateng terdegradasi makin tinggi. Akan lebih baik bila sebagian disebar ke provinsi lain," jelasnya.
Harapan agar klub-klub Jateng tidak dimasukkan dalam satu grup juga disampaikan mantan manajer Persis, Totok Supriyanto.
"Lebih baik klub-klub Jateng tidak satu grup. Sangat disayangkan bila banyak dari klub Jateng terdegradasi. Padahal, mereka termasuk klub yang bagus dengan kekuatan merata," kata Totok.
Editor | : | |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar