1 pada akhir pekan. Kata kuncinya cuma satu: Speed, alias kecepatan!
Kesalahan United pada laga pertama Piala FA Babak IV melawan Cambridge yang berakhir 0-0 dua pekan lalu adalah betapa pelan transisi menyerang mereka.
Hal ini bukan terkait dilema formasi Louis van Gaal tapi standar di mana para pemain menekan lawan dan menggodok bola, terutama kala melawan tim-tim inferior.
Fakta tersebut terlihat pada laga Babak III Piala FA kontra Yeovil dan babak pertama saat bertandang ke Queens Park Rangers pada pekan ke-22 Premier League.
Kekenduran ini tak bisa berlanjut bagi tim yang terberkati dengan serentetan pemain berkecepatan tinggi.
Angel Di Maria, Adnan Januzaj, Antonio Valencia, hingga Luke Shaw perlu meningkatkan agresivitas kala lawan memainkan bola.
Pemain seperti Di Maria dan Januzaj juga harus memanfaatkan talenta alami untuk melewati tidak hanya satu tapi beberapa lawan setiap kali si kulit bundar mampir ke kaki mereka.
Proses terciptanya gol pertama dan kedua United kala melawan Leicester merupakan hal persis yang harus mereka lakukan kepada para pemain Cambridge.
Lapangan tengah Setan Merah menekan lawan, memaksa para pemain The Foxes melakukan kesalahan, dan melakukan transisi menyerang cepat.
Hanya 6 detik berselang setelah Daley Blind merebut bola di lapangan tengah dan si kulit bundar bersarang ke gawang Leicester, hasil tembakan voli Robin van Persie.
Gol kedua yang dicetak Radamel Falcao tiba hanya sembilan detik setelah para pemain bertahan memenangi sundulan di paruh lapangan sendiri.
Tekanan serupa seharusnya bisa membuat retak tekad pemain Cambridge yang tanpa kemenangan dalam dua laga kasta keempat sepak bola Inggris setelah menahan United di Abbey Stadium.
Hasil imbang 1-1 melawan Dagenham & Redbridge dilanjuti kekalahan 2-3 kontra Luton akhir pekan kemarin. Hasil-hasi itu membuat posisi klub kendur hingga ke-14 di League Two.
Terlepas dari minimnya kreativitas tim Setan Merah, pasukan Richard Money bermain brilian untuk menahan United tanpa gol.
Cambridge bukannya tanpa kesempatan untuk mencuri kemenangan pada laga tersebut tapi sulit bagi mereka melakukan hal sama untuk partai ulangan pada Selasa (3/2) ini.
Talenta Saja Tidak Cukup
Menyinggung Januzaj, Van Gaal memastikan bahwa talenta saja tidak cukup untuk memenangi laga. Ia secara spesifik menyinggung pemain belia asal Belgia itu yang bermain impresif pada akhir pekan.
“Ia punya talenta menumpuk tapi Anda harus bisa mengubah talenta tersebut menjadi produk jadi pada setiap pertandingan dan juga sesi latihan,” tutur meneer asal Belanda itu di Guardian.
“Saya tidak membuat line-up, para pemain sendiri yang menentukan line-up. Setiap kali Anda harus membandingkan satu pemain dengan pemain lain yang turun di posisi sama,” lanjutnya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar