Belanda tersebut dikontrak semusim oleh klub yang berlaga di pentas kompetisi J-League 2 (kasta kedua).
Irfan Bachdim pada musim sebelumnya berkiprah di Ventforet Kofu. Di klub yang bermarkas di kaki pegunungan Fuji itu ia jarang mendapat kesempatan bermain.
Ia lebih sering jadi penghias bangku cadangan dan diturunkan di pertandingan-pertandingan luar kompetisi utama.
Walau kariernya kurang bersinar Irfan tidak kapok bersaing di Jepang. Ia menilai kemampuan tekniknya meningkat pesat setahun terakhir.
"Jepang salah satu negara papan atas Asia. Level persaingan lebih berat dibanding Indonesia atau Thailand. Saya menyadari butuh kerja keras dan mentalitas yang tangguh untuk bertahan di persaingan elite sepak bola negara ini," kata Irfan.
Sebelum memutuskan pindah ke Sapporo Irfan sempat mendapat tawaran dari beberapa klub Indonesia.
"Tapi, adik saya memutuskan tetap bertahan di Jepang. Ia masih merasa penasaran untuk bisa menaklukkan persaingan sepak bola negara tersebut," ujar Fahry Bachdim, abang sekaligus agen Irfan saat bersua dengan BOLANEWS baru-baru ini di Jakarta.
Irfan melihat kansnya mendapat jam terbang lebih banyak terbuka di Sapporo, karena klub itu berkiprah di kasta kedua. "Kelebihan saya ada di kecepatan dan mentalitas yang kuat. Saya akan berjuang menunjukkan kinerja bagus di musim kedua di Jepang," tutur Irfan.
Gelandang serang kelahiran Amsterdam, 11 Agustus 1988 menyadari pihak Sapporo tidak memberi jaminan posisi inti. Ia dituntut berjuang menyakinkan pelatih klub, Keiichi Zaizen, agar jadi bagian penting tim asuhannya.
Pemain naturalisasi, Stefano Lilipaly, merasakan kerasnya persaingan menembus posisi inti di Sapporo musim lalu. Karena kalah bersaing Lilipaly memilih hengkang ke Persija.
Editor | : | Ario Yosia |
Sumber | : | J-League |
Komentar