Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Matic dan Zouma: Perisai Tangguh Chelsea

By Firzie A. Idris - Senin, 2 Februari 2015 | 15:54 WIB
Kurt Zouma, tangguh di bawah tekanan.
Mike Hewitt/Getty Images
Kurt Zouma, tangguh di bawah tekanan.

Nemanja Matic (26) dan Kurt Zouma (20) naik kelas pada saat Chelsea paling membutuhkan. Di tengah absensi dua sumber gol terbanyak klub, keduanya memastikan bahwa Manchester City yang berkunjung ke Stamford Bridge pada Sabtu (31/1) tidak mencetak gol lebih banyak dari mereka sendiri. 

Hasil 1-1 di duel papan atas berkelas itu datang berkat gol jarak dekat Loic Remy (41’) dan David Silva (45’). 
City lebih butuh kemenangan untuk mengejar ketertinggalan lima poin dari Chelsea dan mereka datang di saat tuan rumah tengah pincang tanpa Cesc Fabregas (dua gol dan 15 assist) dan Diego Costa (17 gol serta dua assist).
Sang juara bertahan mendominasi jalannya laga dan mereka mempertunjukkan permainan ofensif yang bisa merontokkan tembok pertahanan kebanyakan tim di Premier League.
Akan tetapi, Chelsea bukan seperti kebanyakan tim Liga Inggris. Zouma dan Matic menyediakan tameng tangguh demi menambal lubang tersebut. 
Serangan balik cepat Chelsea, seperti yang dilancarkan oleh Gael Clichy dari sisi sayap kiri bisa Matic baca dan hentikan tanpa melanggar pemain bersangkutan walau bek City itu punya kecepatan lebih darinya.
Lebih luar biasanya, ia mengaku masih merasakan beban di kaki setelah laga 120 menit menguras tenanga kontra Liverpool di semifinal II Piala Liga, Selasa lalu.
“Saya bahagia karena semua memberi 100 persen kalau tidak lebih, sulit berlari dengan para pemain City karena mereka lebih segar ketimbang kami,” ucap pemain timnas Serbia itu kepada Daily Express.
Distribusinya dari dalam lapangan tengah atau posisi quarterback, juga brilian. Bisa diperdebatkan bahwa dalam laga seperti ini, kehadiran perisai depan pertahanan lebih penting ketimbang amunisi tambahan.
Mou jauh lebih membutuhkan lawan tidak mendapat tiga poin. Ia hampir mendapatkan itu apabila bukan karena kesalahan menghalau umpan silang yang terhitung langka bagi kiper sekaliber Thibaut Courtois.
Zouma Layak Tempat
Zouma membuktikan dalam sepekan terakhir bahwa ia layak mempertahankan tempatnya di tim utama The Blues. 
Walau masih berusia 20 tahun, penampilannya kontra Liverpool dan kini melawan sang juara Inggris patut mendapat aplaus berdiri.
Tak sedikit bek yang bisa lolos ujian membungkam pencetak gol terbanyak City, Sergio Aguero, dan Zouma lulus dengan nilai maksimal.
Pada dua fase babak pertama ia menggiring finalis Piala Dunia itu ke kaki kirinya agar sang bomber tak bisa memanfaatkan akurasi dan ketajaman kaki kanan, senjata di mana ia mencetak 10 dari 14 golnya di liga musim ini.
Kendati tak mencetak clean sheet, permainan pertahanannya secara statistik tanpa cela. Ia naik kelas di saat Gary Cahill mengalami penurunan performa pasca-laga kontra Tottenham di mana The Blues kebobolan lima gol.

Hasil 1-1 di duel papan atas berkelas itu datang berkat gol jarak dekat Loic Remy (41’) dan David Silva (45’). 

City lebih butuh kemenangan untuk mengejar ketertinggalan lima poin dari Chelsea dan mereka datang di saat tuan rumah tengah pincang tanpa Cesc Fabregas (dua gol dan 15 assist) dan Diego Costa (17 gol serta dua assist).

Sang juara bertahan mendominasi jalannya laga dan mereka mempertunjukkan permainan ofensif yang bisa merontokkan tembok pertahanan kebanyakan tim di Premier League.

Akan tetapi, Chelsea bukan seperti kebanyakan tim Liga Inggris. Zouma dan Matic menyediakan tameng tangguh demi menambal lubang tersebut. 

Serangan balik cepat City, seperti yang dilancarkan oleh Gael Clichy dari sisi sayap kiri bisa Matic baca dan hentikan tanpa melanggar pemain bersangkutan. Padahal, bek City itu punya kecepatan lebih darinya.

Lebih luar biasanya, ia mengaku masih merasakan beban di kaki setelah laga 120 menit menguras tenanga kontra Liverpool di semifinal II Piala Liga, Selasa lalu.

“Saya bahagia karena semua memberi 100 persen kalau tidak lebih, sulit berlari dengan para pemain City karena mereka lebih segar ketimbang kami,” ucap pemain timnas Serbia itu kepada Daily Express.

Distribusinya dari dalam lapangan tengah atau posisi quarterback, juga brilian. Bisa diperdebatkan bahwa dalam laga seperti ini, kehadiran perisai depan pertahanan lebih penting ketimbang amunisi tambahan.

Mou jauh lebih membutuhkan lawan tidak mendapat tiga poin. Ia hampir mendapatkan itu apabila bukan karena kesalahan menghalau umpan silang yang terhitung langka bagi kiper sekaliber Thibaut Courtois.


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Harian BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X