masing.
Pelatih legendaris, Rinus Michel, empat kali menjadi bos Tim Oranje: pada 1974, 1984-85, 1986-88, dan 1990-92. Leo Beenhakker dua kali menjabat: 1985-86 dan 1990. Begitu juga Dick Advocaat (1992-1995 dan 2002-2004).
Pelatih era terkini juga sama. Louis van Gaal melatih pada 2000-2002 dan terakhir 2012-2014. Van Gaal sekarang melatih Manchester United dan digantikan oleh Guus Hiddink.
Ia juga menjalani periode kedua. Era pertama Hiddink terjadi pada 1995-1998.
Ada alasan masuk akal kenapa tren seperti ini bisa terjadi. Sebagian besar pelatih Belanda yang kembali di periode kedua biasanya punya prestasi lebih baik.
Periode pertama Michels mampu membawa Belanda ke final Piala Dunia 1974, tapi kalah dari Jerman. Sepuluh tahun berselang ia kembali mengarsiteki Belanda dan meraih juara Piala Eropa 1988, gelar tunggal Oranje di level internasional.
Advocaat membawa Tim Oranje ke perempat final PD 1994 pada periode pertama. Di periode keduanya, ia bisa mengantar Belanda sampai ke semifinal Euro 2004.
Van Gaal juga sama. Kasusnya malah lebih unik. Ia gagal membawa Belanda lolos ke PD 2002. Van Gaal membalas rasa malu dengan mengantar Belanda sampai ke final PD 2014 di periode keduanya sebagai pelatih.
Harapan serupa bakal disematkan buat Hiddink. Periode pertamanya, pada 1995-98, cukup sukses. Ia membawa Oranje ke babak perempat final Euro 1996.
Dua tahun berselang, ia mengantar Belanda finis di peringkat empat PD 1998. Hiddink ditugaskan untuk melanjutkan kesuksesan Van Gaal.
Target terdekatnya ialah Euro 2016 di Prancis. Misi peningkatan prestasi berarti minimal ia harus mencapai final. Sebuah tugas yang tak akan mudah terutama di era kebangkitan Jerman, masa transisi Spanyol, dan negara kuat lainnya.
Editor | : | Rizki Indra Sofa |
Sumber | : | Guardian |
Komentar