Penampilan buruk Persipura di ajang pramusim Surya Citra Media 2015 menyisakan tanda tanya besar. Tim bertabur pemain berbakat tersebut bermain kurang menggigit. Kompetensi pelatih kepala, Osvaldo Lessa, mulai diragukan.
Osvaldo Lessa sejatinya berposisi sebagai pelatih fisik. Ia didapuk sebagai pelatih kepala secara dadakan setelah negosiasi yang dilakukan manajemen Tim Mutiara Hitam dengan sejumlah pelatih gagal. Lessa jadi nakhoda karena lisensinya di antara staf pelatih Persipura yang memenuhi standar PT Liga Indonesia.
Mettu Dwaramury yang sejak musim lalu menangani Persipura menggantikan Jacksen F. Tiago harus rela turun kasta menjadi asisten. Selama sembilan musim Mettu jadi asisten pelatih di Persipura. Ia terhitung minim jam terbang. Saat dua kali diangkat dijadi pelatih caretaker ia selalu gagal mempersembahkan gelar juara bagi Persipura.
Sebut saja musim 2006 saat menggantikan pelatih asal Brasil, Antonio Netto. Persipura gagal mempertahankan gelar juara kasta tertinggi. Boaz Solossa dkk. hanya jadi runner-up Piala Indonesia. Musim 2014 hampir mirip. Persipura memang lolos ke laga puncak Liga Super Indonesia, hanya mereka akhirnya kalah dari Persib.
Ironisnya selain Mettu di jajaran tim pelatih Persipura tak ada figur berpengalaman dan memiliki reputasi bagus. Chris Yarangga, asisten pelatih lainnya juga belum pernah jadi pelatih kepala klub selevel LSI. Lebih ngenes lagi Persipura sampai saat tidak punya pelatih kiper. Selain jadi pelatih kepala, Lessa juga menangani latihan para penjaga gawang.
Kombinasi yang minimalis ini menimbulkan keraguan publik sepak bola Jayapura. Lessa dkk. sampai saat ini masih mendapat dukungan Ketua Umum Persipura, Tommy Mano."Kami yakin tim pelatih saat Persipura tampil di LSI akan mempersembahkan prestasi terbaik," kata sang Wali Kota Jayapura.
Pertanyaannya jika kinerja mereka ternyata mengecewakan apa Tommy yang dikenal sosok tangan besi akan bersabar?
Editor | : | Ario Yosia |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar