Direktur Teknik PSSI, Pieter Huistra, melakukan kunjungan ke Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Yogyakarta, Kamis (15/1). Yogyakarta menjadi tempat blusukan Huistra karena merupakan salah satu pilot project PSSI.
DIY menjadi pilot project sentral kepelatihan. Selain DIY ada Sumut yang menjadi pilot project kompetisi, DKI Jakarta menjadi pilot project SDM, administrasi dan IT, serta Papua yang menjadi pilot project pembinaan usia dini.
Menurut Huistra, DIY menjadi pilot project kepelatihan karena memiliki banyak kampus. Dia berharap universitas yang bertebaran di Yogyakarta membantu pengembangan kepelatihan sepak bola.
"Dengan banyaknya kampus di sini akan membantu pengembangan yang dilakukan Asprov. Selain itu akan tersedia banyak volunter," kata Huistra.
Dalam dialog dengan jajaran Asprov PSSI Yogyakarta, mantan pemain timnas Belanda itu mengungkapkan program kompetisi usia dini yang harus dikembangkan di Indonesia. Dia juga menjelaskan Asprov DIY akan menjadi salah satu liga percontohan.
"Targetnya pada 2016 sudah digulirkan liga percontohan di lima atau enam Asprov, termasuk di Yogyakarta. Bila tidak tersedia lapangan, Asprov bisa mengajak pemerintah setempat untuk menyediakan lapangan sepak bola. Tidak perlu membangun stadion tapi cukup lapangan dengan rumput bagus dan ada dua tiang gawang," jelasnya.
Ditegaskan Huistra, sepak bola memberi banyak manfaat sehingga harus didukung pemerintah. Sepak bola mengajarkan kerja sama dan menghilangkan perbedaan.
"Di sepak bola diajarkan untuk bersosialisasi. Tidak ada perbedaan di sepak bola, apakah Anda seorang Islam, Kristen, kaya atau miskin. Semua sama dalam satu tim. Hal ini tentu hal yang baik yang perlu diketahui pemerintah," kata Huistra.
Editor | : | |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar