Ajang Astec International Challenge 2014 menjadi ajang ujicoba sistem skor baru 5x11 di Indonesia. Banyak opini muncul di balik penerapan sistem baru ini.
Seperti diketahui, dalam beberapa bulan terakhir, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menggodok rencana perubahan sistem baru untuk membuat persaingan lebih menarik.
Sejumlah pemain yang merasakan penerapan sistem baru di ajang Astec International Challenge 2014 memiliki opini masing-masing. Ada yang pro, namun tidak sedikit yang kurang setuju.
Muhammad Rian Ardianto (18) misalnya, pemain pelatnas PBSI Cipayung itu merasa sistem skoring 3x21 lebih pas. Selain karena sudah biasa, ia menilai sistem yang baru terlalu cepat.
"Ya lebih enak kalau pakai skoring sistem 21 karena kalau kalah masih bisa mengejar. Kalau poi 11 terlalu cepat. Jadi kalau sudah tertinggal susah dikejar karena terlalu cepat," ujar Rian.
"Durasi pertandingan juga lebih cepat dan kalau mau menang ya dari awal kitanya sudah harus panas. Sebetulnya sama saja, tapi saya pikir 21 lebih nyaman," kata pemain asal Yogyakarta itu.
Pendapat lain muncul dari pemain ganda campuran Singapura, Jasson. Menurutnya, sistem skoring 5x11 atau 3x21 sama saja karena sama-sama menarik.
"Saya pikir sama saja. Semua menarik, lami juga sudah membiasakan diri berlatih di Singapura sejak BWF meresmikan sistem ini. Perbedaannya hanya lebih cepat," ucap pemain berusia 17 tahun itu.
Mereka berharap semoga pendapat para pemain bisa menjadi bahan pertimbangan untuk BWF. Semua keputusan diharapkan bisa memberikan dampak positif untuk para pemain.
Editor | : | Tulus Muliawan |
Sumber | : | BOLA |
Komentar