Akhirnya dualisme manajemen PSMS yang sempat berlangsung selama beberapa hari berakhir. Meski begitu, persoalan tak langsung tuntas.
Semisal perihal mundurnya asisten manajer Andry Mahyar. Pria yang berprofesi sebagai pengacara itu menilai tak nyaman bekerja sama dengan ketua umum PSMS Medan, Indra Sakti Harahap. Beberapa kesepakatan penting yang dijalin dalam membangun tim tak ditepati.
"Saya mengklarifikasi keberadaan saya dengan Rizaldi di PSMS. Saya tidak lagi berada di manajemen PSMS. Kenapa? karena mereka ingkar janji dan saya tidak nyaman dengan ketum Indra Sakti Harahap," kata Andry Mahyar saat jumpa pers di Medan.
Ingkar janji yang dimaksud Andry itu seperti soal keberadaan Coly Misrun (asisten pelatih) dan Sahari Gultom (pelatih kiper) yang sudah disepakati. Kemudian soal keinginan publik Medan yang menentang keberadaan Zefrizal Lubis (asisten pelatih pilihan ketum) di tim.
"Semua itu tidak ditepati. Makanya saya merasa diingkari dan tak nyaman dengan itu," lanjutnya.
Di sisi lain, keinginan PSMS mendatangkan Khair Rifo ke Medan sebagai asisten pelatih dianggap kesalahan. "Kalau hanya mau mendatangkan asisten pelatih dengan Lisensi C, di Medan cukup banyak yang punya lisensi itu," sindir Andry.
Walau mundur sebagai asisten manajer, mantan pemain PSMS junior itu menghimbau seluruh insan sepak bola Sumut tetap mendukung.
"Yang cinta PSMS jangan diam saja melihat situasi tim saat ini. Banyak sistem yang salah yang membuaat tim kebanggaan kita ini tak maju," pungkasnya.
Editor | : | |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar