Masa kecil Vincent Kompany jauh dari kata indah. Di usia yang masih sangat belia, kapten Manchester City dan timnas Belgia itu sudah merasakan pelecehan rasisme.
Kompany lahir dan besar di Uccle, Brussels. Pada umur 14 tahun, ia kerap mendapat pelecehan saat di sekolah maupun di atas lapangan sepak bola.
"Tim kami memiliki pemain dari Afrika, Turki, dan Italia. Setiap bermain di luar Brussels, kami mendapat pelecehan dari orangtua tim lawan," tutur Kompany kepada The Sun.
"Anak laki-laki usia 11 atau 12 dipanggil dengan sebutankotor. Mereka juga mengklaim pemuda Afrika memiliki umur lebih tua dibanding usia yang tercantum di paspor. Wasit tidak melakukan apa pun. Rasisme dan ketidaksetaraan membuat saya memberontak," imbuhnya.
Selain rasisme, Kompany juga harus menghadapi perceraian orangtuanya.
"Orangtua saya berpisah ketika saya berumur 14 tahun. Saya tahu anak-anak lain yang juga mengalami hal serupa. Jadi, saya tiak merasa sendirian dan berlindung di sepak bola," kata mantan pemain Anderlecht itu.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | - |
Komentar