Gresik United memiliki kebiasaan mengganti pelatih di tengah kompetisi. Setidaknya sudah delapan pelatih telah menangani klub itu dalam tiga musim terakhir.
Di awal musim 2012/13, pelatih asal Brasil Gomes de Oliveira yang telah menggelar seleksi selama sebulan tiba-tiba dipecat dan digantikan oleh pelatih lokal senior Fredy Muli. Namun nasib Fredy Muli juga tak wangi. Di tengah jalan Fredy diganti oleh pelatih asal Medan Abdurrahman Gurning. Belum genap tiga bulan, Gurning harus angkat kaki karena Djoko Susilo ditugasi manajemen untuk menyelamatkan tim dari jurang degradasi. Djoko sukses menyelamatkan Gresik United setelah di laga play-off mengalahkan PSIM dengan skor 3-1.
Memasuki musim 2013/14, giliran Suharno. Sebenarnya rapor Suharno masih belum terlalu buruk. Namun manajemen punya penilaian lain. Dari hasil poling yang digagas manajemen kapada 26 pemain, 20 pemain memilih Suharno dipecat. Kursi pelatih lantas diduduki oleh Widodo Cahyono Putro yang berhasil finis di urutan ke-9 dari 18 kontestan.
Musim lalu, GU mendatangkan Agus Yuwono. Namun setelah memimpin sembilan laga, Agus dilengserkan dan diganti dengan pelatih asal Argentina, Alfredo Veira. Rapor Alfredo juga dinilai buruk oleh manajemen karena hanya mampu membawa GU finis di peringkat ke-9 dari 11 kontestan LSI Wilayah Barat.
Musim ini, GU mempercayakan kursi pelatih kepada Liestiadi. Akankah Liestiadi beruntung mampu menangani Gresik United hingga akhir musim?
Editor | : | Sahlul Fahmi |
Sumber | : | Bolanews |
Komentar