ulang kesalahan yang sama dari tahun ke tahun. Jadi meski pun para pemain dan pelatihnya berganti, sistem rekrutmen dan pola bermain timnas yang tidak memiliki patron menjadi sumber utama kegagalan itu.
“Saya melihat timnas ini tidak memiliki pola dan sistem permainan yang sama dari tim nasional senior, lalu U-23, U-21, dan seterusnya sampai U-14. Namun bukan hanya itu, PSSI juga tidak memiliki patron dalam, merekrut pemain, standardisasi latihan di setiap level atau jenjang timnas,” ujar Danurwindo.
Hal itu membuat pelatih timnas, pada masing-masing level selalu kesulitan untuk membentuk tim dalam waktu yang relatif singkat, misalnya seminggu saja. “Masing-masing pemain memiliki skil dan individu yang berbeda, dan mereka juga belum terbiasa untuk bermain dalam pola atau gaya yang sama di level klub atau timnas junior,” ungkap Danurwindo.
Kondisi tersebut harus mulai disikapi oleh PSSI. “Persoalan mendasar saat ini adalah bagaimana PSSI membangun dan mencetak pemain serta membangun cara bermain yang sama dari timnas senior hingga junior. Hal ini sudah dilakukan Spanyol, Jerman dan Inggris sudah lama. Patron bermain timnassenior,U-23, U-21, U-19 hingga U-14 sudah merujuk pada sistem dan pola permainan tertentu,” tutur Danurwindo.
Danurwindo juga melihat tim HPU (High Performance Unit) yang ada di PSSI atau Badan Tim Nasional, tidak bisa berperan untuk membuat dan memutuskan semacam garis besar dan haluan sepak bola nasional. “HPU saya lihat kinerjanya hanya memberikan data, menganalisa dan membantu pelatih. Namun sepertinya semua sudah mulai lupa untuk kembali meletakkan dasar yang tepat dan kuat untuk mencetak pemain berkualitas dan membangun tim yang kompetitif,” kata Danurwindo.
Menyikapi hal tersebut, Danurwindo berharap PSSI kembali menghidupkan badan teknis di tim nasional yang membuat dan menerapkan sistem permainan yang seragam dari tingkat timnas ke klub, bahkan hingga ke proses rekrutmen pemain. Pekerjaan yang sangat mendasar ini menurut Danurwindo akan membutuhkan waktu yang lama. Namun jika serius dan dilakukan dengan benar, ke depan prestasi Indonesia akan membaik dan stabil.
Editor | : | Ary Julianto |
Sumber | : | Ary Julianto/BOLA |
Komentar