Kasus kerusuhan antara suporter Serbia dan Albania memasuki tahap akhir. UEFA selaku otoritas sepak bola tertinggi di Eropa memutuskan menolak banding yang diajukan oleh Federasi Sepak bola Serbia (FSS) dan Federasi Sepak bola Albania (FShF) pada Selasa (2/11).
Dengan ini, kedua federasi bakal mendapatkan sejumlah sanksi yang sebelumnya sudah dijatuhkan oleh Badan Kontrol, Etik, dan Disiplin (CEDB) UEFA, 23 Oktober silam. Keputusan sudah berkekuatan hukum tetap sehingga tak bisa diganggu gugat lagi.
Kubu Serbia mesti menerima tiga sanksi berbeda, yaitu pengurangan tiga poin di Kualifikasi Piala Eropa 2016, kewajiban menggelar pertandingan kandang secara tertutup, dan denda sebesar 100 ribu euro (sekitar 1,52 miliar rupiah).
Sementara itu, kubu Albania harus menerima dua sanksi, yakni kekalahan 0-3 dari Serbia serta denda sebesar 100 ribu euro. Hukuman berlaku mulai tanggal keputusan penolakan banding oleh UEFA.
Bentrokan antar pendukung Serbia dan Albania terjadi pada pertandingan Grup I Kualifikasi Piala Eropa 2016, 14 Oktober lalu. Peristiwa itu berawal dari aksi bek Serbia, Stefan Mitrovic, menurunkan spanduk bergambar simbol nasional Albania yang diterbangkan ke dalam stadion menggunakan drone.
Perbuatan Mitrovic menjadi pemicu ketegangan di kalangan penonton. Situasi semakin memburuk saat para suporter berhasil menginvasi lapangan dan melancarkan serangan fisik kepada sejumlah pemain.
Alhasil, wasit Martin Atkinson memutuskan menghentikan laga selama 30 menit lalu meminta kedua tim meninggalkan lapangan menuju ruang ganti. Namun, keadaan tak kunjung membaik sehingga pertandingan benar-benar dihentikan sepenuhnya oleh Atkinson.
Serbia dan Albania memang diketahui telah berseteru sejak lama. Kedua negara sering terlibat perang serta selalu berseberangan dalam kebijakan politik. Yang terbaru, Serbia enggan mengakui Kosovo sebagai negara merdeka, sedangkan Albania justru mendukung Kosovo.
Editor | : | Indra Citra Sena |
Sumber | : | Soccerway dan berbagai sumber |
Komentar