Kemenangan Kepulauan Faroe di kandang kampiun Euro 2004, Yunani, membuktikan bahwa sepak bola memang selalu dekat dengan yang namanya keajaiban. Fenomena itu segera menginspirasi negara “liliput” lain: San Marino.
San Marino membuat sejarah dengan kebrhasilan mereka menuai poin perdana di ajang Kualifikasi Euro. Bermain di kandang sendiri, tim berjulukan La Serenissima itu menahan imbang Estonia 0-0, Sabtu (15/11).
Bagi negara yang hanya duduk di peringkat 208 FIFA dan selalu kalah dalam 60 laga terakhir di Kualifikasi Euro, hasil tersebut jelas layak dikategorikan sebagai prestasi. Apalagi, San Marino, tak murni dibela oleh pemain-pemain profesional.
Beberapa pemain tak menjadikan sepak bola sebagai mata pencaharian utama seperti Aldo Simoncini (pekerjaan sehar-hari akuntan), Alessandro Della Valle (karyawan toko keramik), Fabio Vitaioli (karyawan toko pakaian), Michele Cervelini (pengacara), Danilo Rinaldi (karyawan toko mebel) dan Luca Tosi (pramuniaga).
Sepanjang sejarah, San Marino hanya pernah sekali menang yakni ketika menundukkan Liechstenstein 1-0 di partai ekshibisi pada 2004.
Editor | : | |
Sumber | : | Harian BOLA |
Komentar