19 menggelar Tur Nusantara adalah untuk mencari pemain yang lebih baik daripada yang dimiliki sekarang. Namun, tujuan itu mendapatkan batu sandungan berupa kebijakan klub lawan.
Beberapa tim yang menjadi lawan Garuda Jaya tak memberikan kesempatan kepada pemain yang berusia di bawah 19 tahun untuk unjuk gigi. Mereka justru lebih memilih menurunkan pemain senior yang dinilai lebih baik agar bisa mengalahkan Paulo Sitanggang cs.
“Kalau seperti ini terus, niat kami tidak tercapai, yakni menjaring pemain kelahiran 1995 atau 1996 untuk dicoba di timnas,” ucap Jarot Supriyadi, pelatih kiper timnas U-19.
Jarot mulai gerah terhadap kondisi tersebut. Pasalnya, hingga saat ini ia tak bisa memantau kiper yang sesuai kriteria usia untuk diseleksi di timnas. Padahal, mantan pelatih kiper Persipura itu menginginkan ada empat kiper yang menghuni pelatnas. Sedangkan saat ini hanya ada tiga, yakni Ravi Murdianto, Awan Seto, dan Muhammad Dicky Indriyana.
Sebenarnya di laga kontra Sriwijaya U-21 (20/6), Jarot sempat berharap dapat melihat penampilan dua kiper muda Laskar Wong Kito, yakni Jufriyanto dan Muhammad Rizal. Namun, kedua kiper itu sama sekali tidak diturunkan.
“Alhasil, saya pribadi mengalihkan target. Jika semula mau ada empat kiper agar persaingan memperebutkan slot untuk Piala AFC U-19 berjalan ketat, kini saya menargetkan agar tiga kiper ini mencapai standar teknik yang kami patok. Keuntungannya, mereka mendapatkan jam terbang yang banyak di pertandingan uji coba,” ucapnya.
Editor | : | Eko Widodo |
Sumber | : | Harian BOLA (Penulis: Kukuh Wahyudi) |
Komentar