Pengamat olah raga, Andi Darussalam Tabusalla, dan Sekretarus Asprov Yogyakarta, Dwi Irianto, menilai sanksi yang dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI terhadap kejadian memalukan di laga PSS Sleman melawan PSIS Semarang dinilai salah sasaran.
"Tetapi saya menyesalkan. Komdis terlalu tergesa-gesa. Tidak ada sejarahnya klub dihukum dengan alasan fairness. Jangan korbankan klub," kata Andi Darussalam di kantor LIGA Indonesia, Jumat (31/10).
"Ingat saat Timnas Indoneisa di Piala Tiger 1998 yang dihukum adalah pelaku (Mursyid Effendi, Rusdy Bahalwan, dan Andri Amin)," ujar dia.
"Wasit turut dihukum sangat tidak bijak juga, karena wasit tidak ada rule off the game yang dilanggar. Komdis harus bijak, ini tidak boleh terjadi, bukan klub yg dihukum," jelas mantan Ketua Komdis PSSI era 2000'an itu.
Senada dengan Andi, Sekretaris Asprov Yogyakarta, Dwi Irianto, juga menyanyangkan hukuman ini. "Masak pelaku belum dihukum, Komdis langsung menghukum ke klubnya. Terus tidak boleh dibanding, mana ada hukuman berat tidak bisa dibanding," tutur Dwi.
"Dampak psikologi terhadap tim yang kena juga besar, terutama seluruh elemen. Apalagi masyarakat Semarang dan Sleman sangat menantikan tim mereka ke ISL," tambahnya.
Editor | : | Wisnu Nova Wistowo |
Sumber | : | www.bolanews.com |
Komentar