Kemenangan rutin masih menjadi barang langka bagi Liverpool musim ini.
Namun, peluang untuk meraih dua kemenangan beruntun perdana di EPL 2014/15 sangat terbuka saat mereka menyambangi kandang QPR, Minggu (19/10).
Calon lawan The Reds di pekan kedelapan adalah sang juru kunci klasemen yang cuma satu kali meraup tiga poin penuh, yakni atas Sunderland (30/8).
Selain itu, faktor sejarah juga berpihak kepada Liverpool. Mereka hanya sekali ditaklukan QPR dalam enam bentrokan terkini di liga. Sebanyak empat dari enam pertemuan tersebut berakhir cleansheet bagi Merseyside Merah.
Fakta oke bagi Liverpool, QPR adalah tim dengan angka kebobolan tertinggi kedua di EPL musim ini (15). Hanya Everton yang menderita gol lebih banyak (16).
Bolongnya lini pertahanan The Hoops tentu makanan empuk bagi para mangsa yang lapar akan gol. Dengan demikian, tak tertutup kemungkinan Mario Balotelli mengakhiri puasa golnya.
Striker asal Italia itu sedang frustasi. Maklum, Balo punya rataan tembakan tertinggi di liga 2014/15, yakni 4,6 tembakan per laga, tanpa bisa mengukir gol. Dalam 21 laga EPL terkini, ia cuma mencetak sebiji gol.
Eks penyerang Milan itu mengaku belum nyaman dengan strategi striker tunggal ala sang manajer, Brendan Rodgers.
"Jika saya berhak menentukan taktik Liverpool, saya akan memakai pola dua striker karena saya sudah terbiasa," katanya di Liverpool Echo.
Sementara itu, Rodgers juga akan memastikan Raheem Sterling, yang pekan ini menjadi sasaran kritik publik Inggris, punya mental baja sehingga mampu menambah pundi-pundi golnya yang saat ini berada di angka tiga.
Walau menjadi pihak yang lebih lemah di segala aspek, QPR pantang diremehkan. Kabar bahwa Manajer Harry Redknapp bisa dipecat andai kalah lagi ditanggapi serius oleh pemain QPR. Isu ini mmembuat Leroy Fer dkk. termotivasi untuk memaksa Liverpool pulang dengan tangan hampa.
Editor | : | Theresia Simanjuntak |
Sumber | : | Harian BOLA (Penulis: Theresia Simanjuntak) |
Komentar