Williams menjalani musim yang buruk pada 2013 karena cuma menempati posisi kesembilan konstruktor, dari 11 tim, dengan koleksi lima poin. Namun, prestasi jeblok di atas lintasan ternyata tak memengaruhi kondisi finansial Williams.
Pendapatan Williams malah meningkat dari 105,8 juta pound (Rp2,058 triliun) pada 2012 menjadi 132,4 juta pound (Rp2,576 triliun) pada 2013. Mayoritas pemasukan Williams berasal dari pembayaran sponsor khusus tak berkala sebesar 108,5 juta pound (Rp2,1 triliun). Banyak yang menduga hal itu terkait dengan PDVSA, perusahaan gas dan minyak pelat merah Venezuela, yang menyokong pebalap Williams pada musim lalu, Pastor Maldonado.
Williams juga mampu meningkatkan keuntungan secara keseluruhan sebesar 12 juta pound (Rp233 miliar), sebelum dipotong bunga dan pajak, atau naik 6,9 juta pound (Rp134 miliar) dibanding 2012. Jumlah tersebut belum termasuk hasil penjualan Williams Hybrid Power dan Williams Technology Center di Qatar pada awal 2014.
"Meski 2013 merupakan musim yang sulit bagi tim di atas trek, pendapatan kami sepanjang tahun lalu memberikan optimisme buat kami. Kami memulai musim 2014 dengan baik dan berharap performa kami bisa terus meningkat," kata Prinsipal Tim, Sir Frank Williams.
Berganti mesin dari Renault menjadi Mercedes, penampilan Williams pada awal musim ini jauh meningkat dibanding 2013. Valtteri Bottas dan Felipe Massa telah mengumpulkan 36 poin dari empat balapan pertama.
Editor | : | Oka Akhsan M. |
Sumber | : | crash.net |
Komentar