Para pebalap Formula 1 mendukung proposal tentang 'virtual safety car' atau pembatas kecepatan otomatis. Sistem ini akan memaksa seluruh mobil balap untuk menurunkan kecepatan ketika bendera kuning dilambaikan.
Ide tersebut dikemukakan oleh direktur perlombaan Charlie Whiting di Grand Prix Rusia, Sabtu (11/10), sebagai sebuah langkah yang perlu dipertimbangkan setelah kecelakaan Bianchi di Jepang akhir pekan lalu.
Bianchi mengalami cedera otak parah dan masih dalam kondisi kritis. Kecelakaan tersebut terjadi saat lintasan basah dan bendera kuning peringatan sedang melambai.
Ide 'Safety car' virtual itu artinya pebalap harus merespons kontrol GPS otomatis seolah-olah sedang ada safety car di dalam trek.
Beberapa sirkuit gokar dalam ruangan sebetulnya telah memakai sistem ini, menurunkan kecepatan hanya dengan menekan tombol.
"Bagusnya, FIA bereaksi terhadap hal itu, mereka berusaha mencari solusi yang terbaik," kata Lewis Hamilton.
Sementara itu, Fernando Alonso mengusulkan sistem yang dipakai go-kart dalam pertemuan pebalap setelah mengunjungi trek gokar.
"Jika sistem tertentu bisa dilakukan di F1, itu adil buat semua orang, bahwa tiap pebalap mempertahankan jarak yang sama," kata Fernando Alonso.
Sebastian Vettel dikabarkan juga setuju dan teknologi macam itu sudah ada serta F1 harus melakukan sesuatu pasca kejadian di Suzuka.
"Apa yang perlu dilakukan adalah untuk membuatnya seadil mungkin. Saya yakin kita punya peluang dengan sistem dan teknologi saat ini," katanya.
"Ini seharusnya tidak menjadi masalah besar. Ini hanya soal menemukan kompromi yang tepat sehingga semua orang senang."
Editor | : | Suryo Wahono |
Sumber | : | Reuters |
Komentar