Putih di berbagai ajang antarnegara. Tiap masa dan periode memiliki tingkat kesuksesan sendiri. Di sini FourFourTwo Indonesia memilih 83 serdadu sepak bola Indonesia yang kami anggap terkemuka. Tak ada metode khusus untuk menentukan siapa yang mesti masuk dalam daftar ini. Hanya rasa hormat yang dalam yang jadi landasannya.
(58) Sugiantoro; Sidoarjo, 2 April 1977
Jangan tertipu dengan panggilannya, Bejo. Bila dalam bahasa Jawa kurang lebih bermakna “Baik”, jangan harap Sugiantoro bersikap lunak saat mengawal jantung pertahanan timnya. Persebaya Surabaya merasakan ketangguhan Bejo hingga klub beralias Bajul Ijo itu merasakan kesuksesan di liga. Timnas Indonesia merasakan hal serupa selama tujuh tahun sejak 1997. Hanya, kasus pemukulan wasit yang berujung skorsing selama setahun membuat Bejo hilang simpati kepada otoritas sepak bola. Imbasnya, jebolan PSSI Primavera ini memutuskan mundur dari timnas sejak 2004. Kehilangan besar buat timnas.
(59) Abdul Kadir; Denpasar, 27 Desember 1948
Pemain bertubuh mungil yang dijuluki Si Kancil ini memiliki skill sangat mumpuni dan kecepatan serta kelincahan mengolah bola. Ia mencapai puncak kariernya pada awal 1970-an bersama Soetjipto Soentoro, Ronny Pattinasarani, Yudo Hadianto, dan Anwar Ujang. Salah satu momen penting dalam karier kiri luar andalan Indonesia ini adalah ketika ia mencetak gol pertama saat Indonesia menang 2-1 atas Uruguay, yang saat itu berkunjung ke Indonesia.
(60) Boaz Solossa; Sorong, 16 Maret 1986
Kecepatan merupakan kualitas yang akan selalu dikenang dalam diri Boaz Solossa. Kedua kakinya sama-sama hidup. Sulit lawan merebut bola dari penguasaan pemain berkemampuan alami dari Papua ini. Lesatannya juga sering keluar ketika ia mendribel si kulit bulat. Kap Boaz yang baru 23 kali sudah mencuri hati pendukung timnas.
bersambung
(Penulis: Achmad Lanang, Martinus Raya Bangun, Majalah Four Four Two Edisi April 2013)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Majalah Four Four Two Edisi April 2013 |
Komentar