Sepak bola terus berkembang seiring berjalannya waktu. Sebagai induk organisasi yang menaungi seluruh aktivitas sepak bola di dunia, FIFA ingin terus membuat persaingan lebih menarik. Bagaimana caranya?
Presiden FIFA, Sepp Blatter, memunculkan wacana peninjauan keistimewaan gol tandang dalam sejumlah kompetisi. Pasalnya, Blatter menilai gol tandang membuat persaingan menjadi kurang menarik di era modern seperti sekarang ini.
Awalnya, sistem penilaian produktivitas gol tandang dimulai pada Piala Winners edisi 1965-66. Ketika itu, FIFA menerapkan sistem ini sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan tim tamu menuju markas tim tuan rumah.
"Untuk menjalani laga tandang, sebuah tim biasanya melalui perjalanan panjang dan sulit. Mereka juga menemui kondisi bervariasi dalam perjalanan. Tapi kini sistem ini harus ditinjau ulang," ujar Blatter.
Blatter melontarkan wacana ini dalam sebuah wawancara di FIFA Magazine. Wacana ini juga menjadi bahan perbincangan di forum tahunan pelatih elite Eropa yang digelar di Nyon, beberapa waktu lalu.
Menurut Blatter, sistem ini mulai terlihat tidak relevan dengan kondisi sepak bola dunia di era modern seperti sekarang ini. Ia menilai kondisi sepak bola dunia sudah jauh berbeda dari 40 tahun silam.
"Sistem ini umumnya hanya akan menguntungkan klub yang bertandang di leg kedua. Saat skor imbang, tim tamu akan memiliki 30 menit tambahan untuk mencetak gol tandang," kata Blatter.
Belum ada tindak lanjut terhadap wacana ini. Yang jelas, Blatter berjanji akan menunjau ulang kondisi ini demi meningkatkan kualitas sepak bola ebagai permainan maupun sebagai tontonan.
Editor | : | Tulus Muliawan |
Sumber | : | berbagai sumber, FIFA |
Komentar