Ada yang berbeda dari penampilan Semen Padang saat menjamu Persipura dalam lanjutan babak delapan besar Grup K LSI 2014 di Stadion Agus Salim, Padang, Rabu (8/10) malam.
Pelatih Jafri Sastra membuat starting line-up yang tak biasanya. Sebuah keberanian atau spekulasi?. Yang pasti, hasilnya memuaskan, berbuah kemenangan melalui gol Muhammad Nur Iskandar menit ke-15.
Menempatkan Ricky Ohorela sebagai bek sayap menggantikan posisi yang selama ini ditempati Hengky Ardiles, serta kwartet lapangan tengah dengan menghadirkan Rudy Doank bersama Eka Ramdani, Hendra Adi Bayauw, dan Esteban Vizcarra, adalah sesuatu yang tak biasa bagi Jafri sejak babak penyisihan. Ia meninggalkan Jajang Paliama di bangku cadangan bersama Yu Hyun Koo. Baru pada menit ke-80, Jajang masuk menggantikan Rudy.
Lini depan juga mengalami reformasi kecil-kecilan. Jika selama ini Saha dan Airlangga selalu menjadi pilihan utama, Jafri jutsru menduetkan striker legam asal Nigeria itu dengan Muhammad Nur Iskandar. Pemain kelahiran Papua yang selama ini berposisi sebagai gelandang sayap, ternyata tampil apik.
Lalu apa alasan pelatih asal Padang yang berdomisili di Payakumbuh itu?. “Tak ada yang luar biasa. Yu sengaja tak dipasang untuk menempatkan Pagbe di lini belakang. Harapan saya agar striker Persipura yang rata-rata berpostur tinggi bisa diatasi Pagbe. Otomatis saya harus membangku-cadangkan Yu karena kuota asing cuma tiga yang boleh main,” jelasnya.
Kemudian dengan membangkucadangkan Airlangga, Jafri mengaku kalau mantan striker Persib itu dalam peforma menurun. Selain itu ia kurang maksimal mengimbangi kecepatan Osas Saha. Maka piihan Jafri jatuh kepada Nur Iskandar yang selama ini menjadi supersub Tim Kabau Sirah.
“Jadi, saya bukan berspekulasi. Tetapi menyesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan siapa lawan yang dihadapi. Alhamdulillah, cukup memuaskan saya,” tambahnya. (Penulis: Yos Rizal)
Editor | : | Kukuh Wahyudi |
Sumber | : | - |
Komentar