Putih di berbagai ajang antarnegara. Tiap masa dan periode memiliki tingkat kesuksesan sendiri. Di sini FourFourTwo Indonesia memilih 83 serdadu sepak bola Indonesia yang kami anggap terkemuka. Tak ada metode khusus untuk menentukan siapa yang mesti masuk dalam daftar ini. Hanya rasa hormat yang dalam yang jadi landasannya.
(34) Sudirman
Sosok yang kini menjabat sebagai asisten pelatih Persija ini merupakan bek tengah yang tangguh dan mahir dalam mematikan pergerakan striker lawan. Penampilannya semakin solid kala berkolaborasi dengan Toyo Haryono maupun Herry Setiawan di skuad SEA Games 1991. Yang pasti, Sudirman tak akan melupakan penampilannya di ajang tersebut setelah eksekusi penaltinya menjadi penentu kemenangan atas Thailand di partai puncak. “Sebenarnya, perasaan saya cukup tegang saat akan mengambil tendangan penalti tersebut. Namun, saya berusaha percaya diri saat mengeksekusi tendangan penalti tersebut dan untungnya bola tembakan saya masuk,” ujar Sudirman.
(35) Widodo Cahyono Putro; Cilacap, Jawa Tengah, 8 November 1970
Widodo merupakan salah satu pemain muda yang sukses menembus skuad timnas SEA Games 1991. Ia berhasil menjawab keraguan banyak orang kala mencetak dua gol ke gawang Malaysia di laga perdana fase grup. Ia bahkan ditunjuk sebagai salah satu eksekutor saat adu penalti melawan Thailand di laga final. Sayang tembakannya masih dapat digagalkan kiper lawan.
“Kala itu, saya memang termasuk salah satu pemain termuda di dalam tim. Namun saya berusaha tetap siap dan percaya diri saat diturunkan. Saya tampil tanpa beban hingga akhirnya bisa mencetak dua gol tersebut,” ujar Widodo.
Setelah SEA Games 1991, nama Widodo semakin rutin menghiasi daftar pemain timnas. Puncak pesonanya hadir kala ia mencetak sebuah gol tendangan gunting ke gawang Kuwait di Piala Asia 1996.
(36) Rochy Putiray; Ambon, 26 Juni 1970
Saat masuk ke skuad SEA Games 1991, Rochy Putiray baru saja naik kelas dari timnas junior. Ia diduetkan dengan rekannya yang kala itu juga berstatus “wajah baru” di timnas. Namun, Rochy mampu mencuri perhatian saat timnas berhadapan dengan tuan rumah, Filipina di laga terakhir fase grup. Sebuah tandukannya di penghujung laga cukup untuk menghadirkan tiket ke semifinal bagi Indonesia. Kala bersua Singapura di babak semifinal, Rochy ditunjuk sebagai algojo terakhir timnas dan ternyata tendangannya sukses menembus gawang. Sayang Rochy tak bisa tampil di laga final karena telah mengoleksi dua kartu kuning sebelumnya, yakni kala menghadapi Singapura dan Vietnam.
bersambung
(Penulis: Achmad Lanang, Martinus Raya Bangun)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Majalah Four Four Two Edisi April 2013 |
Komentar