Putih di berbagai ajang antarnegara. Tiap masa dan periode memiliki tingkat kesuksesan sendiri. Di sini FourFourTwo Indonesia memilih 83 serdadu sepak bola Indonesia yang kami anggap terkemuka. Tak ada metode khusus untuk menentukan siapa yang mesti masuk dalam daftar ini. Hanya rasa hormat yang dalam yang jadi landasannya.
(13) Iswadi Idris; Banda Aceh, Aceh, 18 Maret 1948
Lincah, cepat dan memiliki daya juang yang cukup tinggi. Itulah tiga kelebihan yang kerap dituliskan para jurnalis saat Iswadi tampil membela timnas.
Selain itu, Iswadi termasuk salah satu pemain yang kerap memberikan komando dalam laga. Ia bahkan tak segan untuk menegur beberapa rekannya yang tampil di bawah performa sesungguhnya.
Di ajang pra-Olimpiade 1976, Iswadi termasuk salah satu pemain kunci yang dimiliki timnas. Hal itu dibuktikan lewat koleksi dua golnya ajang tersebut, yakni satu ke gawang Papua Nugini dan satunya lagi di laga penentuan melawan Malaysia.
(14) Oyong Liza; Padang 10 November 1946
Oyong Liza merupakan salah satu poros kekuatan timnas di lini belakang. Dari laporan beberapa media yang meliput ajang Pra-Olimpiade, Oyong dinilai cukup sukses dan lugas soal urusan menghalau serangan-serangan lawan. Para penyerang Malaysia dibuatnya tak berkutik. Bahkan di laga final, penyerang-penyerang Korea Utara seakan menemui jalan buntu untuk bisa mencetak gol.
Di babak adu penalti, Oyong menjadi satu-satunya pemain bertahan yang berani maju untuk menjadi eksekutor ke empat bagi timnas. Sayang, tembakannya masih bisa ditepis kiper Korea Utara, Jin In Choe.
(15) Andi Lala; Sulawesi Selatan, 17 Juni 1950
Jelang digelarnya pra-Olimpiade 1976, Andi Lala sebenarnya diproyeksikan sebagai pelapis Suaeb Rizal. Namun saat Rizal tampil buruk di laga perdana melawan Singapura, Andi pun dipercaya tampil di laga kedua melawan Papua Nugini sekaligus merebut posisi rekannya tersebut. Meski tak mencetak gol ke gawang Papua Nugini, Andi tampil bagus lewat pergerakan dan kecepatannya di sisi sayap. Ia kembali dimainkan sebagai pemain pengganti di laga pamungkas melawan Malaysia.
bersambung
(Penulis: Achmad Lanang, Martinus Raya Bangun, Majalah Four Four Two Edisi April 2013)
Editor | : | Caesar Sardi |
Sumber | : | Majalah Four Four Two Edisi April 2013 |
Komentar