Mehdi Benatia mengaku tidak tahu apa yang akan terjadi kepada dirinya bila tidak mengenal sepak bola sejak masih kecil. Namun, bek Bayern Muenchen itu kini bersyukur telah diselamatkan oleh sepak bola.
Benatia merupakan pemain keturunan Maroko dan Aljazair yang dibesarkan di luar pinggiran kota Paris. Di tempatnya tinggal, hanya ada dua hal yang sangat menonjol dan bisa menjadi pegangan hidup, yaitu kriminalitas dan sepak bola.
Benatia yang besar dari keluarga miskin, tidak tahu apa yang akan terjadi kepada dirinya hari ini bila tidak menekuni sepak bola. Pemain berusia 27 tahun itu merasa tidak akan pernah bisa menggapai cita-citanya menjadi dokter atau insinyur karena keluarganya tidak memiliki uang.
"Itu pasti akan menjadi sangat rumit. Saya pasti tidak akan menjadi dokter atau insinyur. Orang tua saya tidak punya banyak uang sehingga tidak ada solusi. Saya harus menemukan sesuatu. Sepak bola telah menyelamatkan saya. Saya tidak ingin membayangkan apa yang akan terjadi jika bukan karena sepak bola," kata Benatia kepada Kicker.
Benatia ditemukan oleh seorang pencari bakat saat masih berusia 13 tahun dan terpilih untuk mendapatkan tempat di sekolah Federasi Sepak Bola Prancis. Hal itu menjadi titik awal kesuksesannya.
"Sesorang telah membawa saya dari daerah saya dan itu adalah hal terbaik bagi saya. Sepak bola sangat penting. Bagi semua anak-anak di sana (di daerahnya), sepak bola adalah cara untuk keluar dari sana. Saya tidak bisa maksimal di sekolah dan tidak mampu mendapatkan perhatian (mendapatkan bea siswa)," lanjutnya.
Editor | : | Verdi Hendrawan |
Sumber | : | Kicker |
Komentar