masing, Keylor Navas memilih untuk bertahan di Kota Madrid. Kiper Kosta Rika itu jatuh bangun di pusat latihan Madrid, Valdebebas, untuk terus meningkatkan kualitas.
Menurut laporan Marca, Navas berulangkali jatuh bangun kanan-kiri untuk mengawal gawang latihannya. Ia berlatih keras bersama dua pelatih kiper El Real, Villiam Vecchi and Juan Canales.
Kerja keras yang ditunjukkan Navas bukan hanya mengundang perhatian, ia juga banyak dipuji sejumlah kalangan karena semangat dan kegigihannya yang tak pernah padam.
Dengan kerja keras semacam ini, bukan tidak mungkin Navas akan menjadi pilihan utama pelatih Carlo Ancelotti. Apalagi Madrid baru saja dikejutkan oleh empat gol dari Real Sociedad.
Tak banyak yang tahu, masa kecil kiper berusia 27 tahun itu cukup menyedihkan. Kisah masa remajanya itu akhirnya menjadi inspirasi bagi anak-anak muda Kosta Rika yang ingin meniti karier di dunia sepak bola.
Pada tahun 2002 saat gempita Piala Dunia di Korea Selatan-Jepang, Navas yang berusia 15 tahun hanyalah seorang supir. Ia mengemudi gerobak berwarna merah berhiaskan bendera Kosta Rika, dengan rem tangan yang terbuat dari kayu.
Ia membawa setidaknya 11 penumpang mengelilingi kota selepas jam sekolah. Uang yang dihasilkan ia kumpulkan untuk membeli sepatu sepak bola. Luar biasa!
Editor | : | Tulus Muliawan |
Sumber | : | Marca |
Komentar