Kekurangan bahan bakar akan membuat seorang pebalap gagal finis dan berhenti di tengah lomba. Jika melebihi batasan 100 kg, maka sanksi berat akan menunggu. Direktur lomba F1, Charlie Whiting, telah menegaskan pebalap yang melanggar peraturan bakal langsung didiskualifikasi.
“Tak ada toleransi. Kami akan melakukan pemeriksaan teknis dua setengah jam setelah lomba. Bila ada pelanggaran, maka artinya diskualifikasi,” kata Whiting dikutip dari Autosport.
Whiting juga meminta pebalap melihat situasi sekitar sebelum menjalankan strategi penghematan bahan bakar di tengah lomba. Pasalnya, akan sangat berbahaya bila seorang pebalap memperlambat mobil secara tiba-tiba sementara ada pebalap lain yang sedang melaju kencang di belakangnya.
“Pebalap harus memastikan tak ada pebalap lain di dekat mereka. Pebalap harus memeriksa terlebih dahulu sebelum memutuskan memperlambat laju mobil,” ujar Whiting.
Aliran bahan bakar juga dibatasi menjadi hanya 100 kg/jam. Pengawas lomba akan memonitor aliran bahan bakar menggunakan alat yang telah dihomologasi FIA. Alat tersebut menggunakan gelombang ultrasonik untuk mengukur kecepatan aliran bahan bakar. Semakin cepat aliran bahan bakar, maka sinyal yang diterima juga semakin cepat, begitu pula sebaliknya.
Alat yang dibuat oleh Gill Sensors tersebut telah diuji dan terbukti menghasilkan data yang akurat. FIA juga telah memiliki rencana cadangan jika terjadi sesuatu yang tak diharapkan seperti kerusakan alat pengukur.
Strategi penghematan bahan bakar kemungkinan besar akan sering terdengar di radio tim di Australia. Kemenangan akan menjadi milik mereka yang tak hanya memiliki mobil yang andal dan cepat, tapi juga pandai mengirit bahan bakar.
Sumber: Harian BOLA; Penulis: Oka Akhsan
Editor | : | Editor Eko Widodo |
Komentar