Persentase operan dan umpan silang Persija terhitung tak istimewa di tiga laga terakhir. Sistem permainan direct football ala Benny Dolo tak berjalan optimal karena pemain kerap melakukan kesalahan mendasar seperti salah posisi atau umpan yang melenceng.
Benny Dollo punya pekerjaan rumah besar mendongkrak performa Persija di laga penutup Grup I Liga Super Indonesia melawan Barito Putera di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (5/9).
Kreativitas itu yang coba diasah Benny dalam latihan di Sawangan. Skema menyerang dengan pola 4-2-3-1 sedikit dimodifikasi menjadi 4-3-1-2.
Format duet striker diyakini membuat sisi ofensif Persija lebih bertaji. Benny masih menimang siapa duet penyerang yang akan menjadi starter.
Skenario pertama menempatkan Ivan Bosnjak-Boakay Eddie Foday. Konsekuensinya Benny harus mengorbankan salah satu di antara Rohit atau Fabiano Beltrame. Formulasi alternatif lainnya adalah menduetkan Boakay atau Ivan dengan Rahmat, striker lokal yang cedera lututnya mulai membaik. “Ada kans Rahmat bisa tampil saat melawan Barito nanti,” ucap Blitz Tarigan, asisten pelatih Persija.
Benny agaknya enggan berjudi memainkan striker muda Agung Supriyanto dan M. Salim. “Menghadapi pertandingan dengan tekanan yang tinggi dibutuhkan pemain dengan jam terbang tinggi,” kata Blitz.
Editor | : | Eko Widodo |
Sumber | : | Harian BOLA (Penulis: Ario Yosia) |
Komentar