Benny Dollo punya pekerjaan rumah besar mendongkrak performa Persija di laga penutup Grup I Liga Super Indonesia melawan Barito Putera di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (5/9).
Dalam tiga laga terakhir setelah libur pemilu-Lebaran, penampilan Macan Kemayoran cenderung landai. Ponaryo Astaman dkk. miskin kreativitas.
Jika menilik statistik pertandingan, dalam dua pertandingan (vs Persib dan Pelita Bandung Raya), Persija tampil lebih dominan. Hal tersebut terlihat dari persentase penguasaan bola. Hanya, keunggulan tersebut tak bisa dimaksimalkan para pemain.
Efektivitas sisi ofensif Persija tak maksimal. Saat menjajal Maung Bandung, Persija tercatat melayangkan 11 tembakan ke arah gawang lawan. Empat di antaranya mengenai sasaran (semuanya diblok kiper lawan).
Situasi tak membaik saat klub menjamu PBR. Mereka melepaskan 10 tembakan. Setengahnya tepat sasaran. Dua di antaranya merupakan peluang emas yang gagal dimaksimalkan.
Lini depan yang mandul pun tak bisa dibilang sebagai biang penampilan buruk. Minimnya pasokan bola membuat Boakay Eddie Foday serta Rahmat Affandi mati angin.
Pemain-pemain sayap seperti Ismed Sofyan, Victor Pae, Ramdani Lestaluhu, atau Dany Saputra amat lemah melepaskan umpan lambung dari kedua sisi permainan.
Ketiadaan gelandang berkarakter playmaker memperparah keadaan. Ponaryo, Rohit Chand, Amarzukih, dan Egi Melgiansyah lebih fasih bermain sebagai jangkar dibandingkan penyuplai operan atau pengatur tempo permainan.
Editor | : | Eko Widodo |
Sumber | : | Harian BOLA (Penulis: Ario Yosia) |
Komentar