2 dari PSM melampiaskan kekesalan dengan mengejar dan mengeroyok wasit usai pertandingan.
Mereka menilai wasit tidak bisa memimpin pertandingan secara fair. Keputusan wasit dianggap banyak menguntungkan tim tamu.
Ironisnya, aparat kepolisian yang berjumlah sangat sedikit tidak berdaya melindungi wasit. Akibatnya, wasit dan asisten wasit I Mujianto berlari menyelamatkan diri sampai ke luar stadion.
Namun, keduanya tetap diburu para pemain. Hidung Mujianto sampai berdarah karena dihajar ofisial Persiram. Begitu pula Tabrani yang dipukuli dan ditendang sebelum dimasukkan ke mobil untuk dibawa ke hotel.
“Anda melihat sendiri wasit seperti apa? Bagaimana sepak bola kita bisa maju!” kata Manajer Persiram, Henry Wairara, saat itu. Ia juga pernah mengejar-ngejar wasit saat Persiram dikalahkan Perseru Serui di Maguwoharjo.
Tabrani tak mau dijadikan kambing hitam. “Saya memimpin pertandingan senetral mungkin. Tak ada terbesit niat membela salah satu tim,” ujar sang pengadil. Hukum yang akan membuktikannya.
Editor | : | Eko Widodo |
Sumber | : | Harian BOLA (Penulis: Ario Yosia, Gonang Susatio) |
Komentar