turut di All England sejak 2012 lalu.
Meski telah mengetahui karakter permainan lawan, Tontowi/Liliyana mengaku tidak ingin terpaku pada hattrick. Mereka ingin tetap fokus dan tidak lengah terhadap lawan di final. Apalagi, calon lawan mereka di final adalah peraih medali emas Olimpiade London 2012, yang juga lawan mereka di final All England tahun lalu.
“Tahun lalu kami bertemu Zhang/Zhao di final dan menang straight game. Tapi setiap tahun kan mereka improve, kami tak mau lengah dan tetap waspada. Kalau sudah sampai partai final, siapa pun lawannya sama saja. Kami siap tampil habis-habisan,” kata Liliyana seperti dilansir Badmintonindonesia.org.
"Kami tidak mau memikirkan soal juara dulu, yang penting kita tunjukkan semaksimal mungkin," ujar Tontowi. “Yang penting di partai final adalah mental dan fokus. Karena ini partai puncak, pasti ada keinginan untuk menang lagi dan macam-macam lah. Semua perasaan campur aduk, jadi inilah yang mesti kami jaga," sambung Liliyana.
Kedua pasangan tercatat sudah sembilan kali bertemu. Tontowi/Liliyana memenangi empat laga, sedangkan lima lainnya diimenangkan oleh Zhang/Zhao. Pertemuan terakhir mereka terjadi di Denmark Terbuka 2013 lalu. Saat itu, kemenangan menjadi milik pasangan Cina.
Editor | : | Tulus Muliawan |
Komentar