Ferrari dikabarkan berencana meniru strategi Red Bull yang memiliki tim satelit di Formula 1.
Tim yang bermarkas di Maranello, Italia, itu terus berbenah setelah melakoni start buruk di era mesin V6 turbo, termasuk melengserkan bos tim Stefano Domenicali dan kepala pengembangan mesin Luca Marmorini.
Bos baru Ferrari, Marco Mattiacci, telah menyiapkan banyak terobosan untuk mengembalikan kejayaan Tim Kuda Jingkrak.
"Kami memutuskan melakukan investasi dengan membangun infrastruktur baru dan merekrut orang-orang baru untuk menciptakan organisasi yang modern dan lebih ramping," kata Mattiacci.
Menurut La Gazzetta dello Sport, salah satu strategi yang dipertimbangkan Mattiacci adalah memiliki tim B seperti Red Bull yang memiliki Toro Rosso.
Ferrari secara historis memiliki kedekatan dengan Sauber dan Marussia yang menggunakan mesin mereka. Namun, Ferrari tak akan membeli tim tersebut seperti yang dilakukan Red Bull terhadap Minardi. Mereka hanya akan menjajal dan mengembangkan teknologi dengan tim partner.
Kandidat utama adalah tim baru dari AS yang akan memulai debut di lomba jet darat pada 2006, Haas F1. Haas Automation, perusahaan peralatan mesin milik Gene Haas, pemilik Haas F1, saat ini telah bergabung dengan Ferrari sebagai sponsor.
Haas memang berencana menggunakan teknologi Ferrari dalam proyek F1 mereka. Pebalap akademi Ferrari, Raffaele Marciello dan Antonio Fuoco, berada di baris terdepan untuk mendapatkan satu kursi di Haas F1.
"Untuk kembali ke jalur kemenangan, Ferrari harus memikirkan peningkatan performa tim dan pengembangan mobil. Kami harus lebih inovatif dibanding tim lain," kata Mattiacci.
Editor | : | Oka Akhsan M. |
Sumber | : | inautonews.com |
Komentar