biasa saja karena timnya baru saja menang 2-0 atas Leicester City. Tapi, entah kenapa manajer klub London itu ingin ada peraturan baru.
Mourinho dikabarkan menyerukan di sejumlah media bahwa aturan time-out mestinya juga diberlakukan di sepak bola. Dia ingin para manajer diberi kekuasaan untuk sekali saja menghentikan laga di tiap babak untuk berkoordinasi dengan para pemain.
Bila anjuran revolusioner ini diikuti, pelatih sepak bola bisa mendapatkan peran lebih besar dalam mengarahkan hasil pertandingan. Dalam basket, misalnya, di mana ketentuan time-out ada, pelatih umumnya menggunakan hak tersebut pada saat-saat penting dan strategis. Tim bisa tiba-tiba berganti taktik karena ketentuan itu. Mourinho tampaknya juga menginginkan keuntungan yang sama.
"Sepak bola sangat lamban dalam mengubah aturan. Berapa tahun harus kita harus menunggu untuk teknologi garis gawang, untuk substitusi ketiga? Saya berharap, di sepak bola mereka memberi pelatih kesempatan untuk menghentikan permainan, sekali dakan babak pertama dan sekali di babak kedua, karena Anda dapat membuat permainan jauh lebih baik," paparnya seperti dikutip Irish Examiner.
Time-out sebetulnya pernah dipakai yaitu saat di Piala 2014. Salah satu alasannya adalah lantaran Tim-tim peserta bisa jadi terpengaruh oleh suhu panas dan kelembaban di Brasil. Tapi, tak bisa sembarangan diberikan. FIFA harus menugaskan seorang ahli medis dulu untuk menginspeksi suhu di arena laga 90 menit sebelum pertandingan berlangsung. Jika cuaca dianggap terlalu panas dan membahayakan kesehatan pemain, sang ahli akan merekomendasikan wasit untuk memberikan time-out.
Editor | : | Suryo Wahono |
Sumber | : | Irish Examiner |
Komentar